Mohon tunggu...
Daffa Ardhan
Daffa Ardhan Mohon Tunggu... Freelancer - Cerita, ide dan referensi

Menulis dalam berbagai medium, bercerita dalam setiap kata-kata. Blog: http://daffaardhan.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mahasiswa, Bijaklah dalam Berdemonstrasi

25 September 2019   19:17 Diperbarui: 25 September 2019   19:42 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, demonstrasi tidak harus merusak fasilitas umum. Kita tahu fasilitas umum tersebut di danai oleh rakyat lewat pajak. Merusak artinya menyia-nyiakan uang rakyat.

Jika mahasiswa merasa anggota DPR yang terhormat telah menyia-nyiakan uang rakyat karena bekerja tidak benar, maka mahasiswa pun jangan membuat kebodohan yang sama.

Di banyak aksi, ada sebagian oknum yang merusak gerbang instansi pemerintah, pembatas jalan, pos polisi, bahkan ada oknym yang merusak kendaraan warga. Ingat, ini oknum, bukan berarti saya memukul rata atau mengenalisir prilaku mahasiswa.

Kedua, setelah demonstrasi selesai, sudah selayaknya membersihkan sampah dan atribut yang berserakan. Kita jarang melihat prilaku itu. Kalau pun ada, hanya sebagian kecik saja yang punya kesadaran seperti itu.

Ketiga, mahasiwa harus tahu waktu. Sesuai dengam pasal 7 ayat (1) Perkapolri 7/2012, demonstrasi hanya bisa dilakukan di tempat terbuka antara pukul 06.00 s.d. pukul 18.00 waktu setempat. Dan tempat tertutup antara pukul 06.00 s.d. pukul 22.00 waktu setempat.

Keempat, demontrasi seyogyanya merupakan bentuk aspirasi yang didalamnya berisi tuntutan-tuntutan.

Harapannya tentu pihak yang di tuntut bisa mendengar dan menyikapi aspirasi yang di suarakan di jalanan. Jadi, jangan sampai tujuan mulia ini menjadi mala petaka. Apalagi sampai memakan banyak korban.

Kabar terakhir yang saya dengar, demonstrasi mahasiswa tempo hari cukup memakan korban luka-luka yang banyak. Bukan hanya dari pihak mahasiswa, aparat yang mengamankan pun ikut kebagian getahnya.

Mahasiswa dan polisi sama-sama dirugikan. Kalau berbicara soal oknum, kedua belah pihak punya oknum "bar-bar"nya masing-masing.

Di WhatsApp group saya, banyak yang share mahasiwa yang luka-luka. Oknum polisi pasti yang paling disalahkan. Tapi di lain pihak, polisi pun tak sedikit yang menjadi korban.

Tentu kita ingat beberapa waktu lalu ada kasus oknum mahasiswa membakar polisi yang melakukan pengamanan saat demonstrasi. Intinya, tidak ada yang di untungkan dalam demonstrasi yang dilakukan dengan cara kekerasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun