Mohon tunggu...
Daffa Ardhan
Daffa Ardhan Mohon Tunggu... Freelancer - Cerita, ide dan referensi

Menulis dalam berbagai medium, bercerita dalam setiap kata-kata. Blog: http://daffaardhan.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Citra yang Hancur karena Politik

16 Juli 2019   08:10 Diperbarui: 16 Juli 2019   11:33 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: newstatesman.com

Semua orang bebas berbicara politik. Dari  akademisi, konglomerat, pekerja kasar, sampai kaum dead wood alias pengangguran pun punya derajat yang sama untuk bicara politik.

Politik bukan lagi barang dengan label eksklusif. Bukan juga produk limited yang hanya bisa konsumsi oleh segelintir pihak. 'Politik itu milik semua orang', kata mereka yang skeptis bahwa politik hanya untuk orang intelek saja.

Namun berkat keleluasaannya, politik dapat menjadi bumerang yang bisa menjatuhkan citra seseorang. Terutama mereka yang tersorot oleh citra positif di mata masyarakat banyak.

Sebab kalau sudah terlibat dalam pembicaraan politik kubu-kubuan, orang yang dianggap cerdas secara inteketual sekalipun akan dilihat bodoh dengan kredibilitas dibidangnya.

Apa kalian mengenal Jonru? Orang-orang yang mengikuti politik cebong-kampret pasti familiar dengan nama ini. Dulu, saya belajar banyak tentang dunia menulis padanya. Beliau adalah penulis panutan saya dan yang memotivasi saya untuk komitmen menulis.

Saya ikuti semua artikelnya tentang teknik-teknik menulis yang baik. Tapi ketika akhirnya ia jadi buzzer politik dan menyinggung SARA dimana-mana, saya malah mengernyitkan dahi, "Loh kok jadi kayak gini!?" hingga ia dipenjara dan akhirnya bebas, drama Jonru masih berlanjut. Dan secara secara personal saya pribadi jadi kurang respect.

Kemudian pada saat SMA saya pernah mengidolai tokoh muslim dari kalangan mualaf, Felix Xiauw. Saya pun selalu tertarik dengan buku-buku Felix soal 'larangan pacaran dalam islam', juga buku sejarah perjuangan khilafah seperti Muhammad Al-Fatih, lalu saya sangat rajin mengikuti kultwittnya di twitter.

Bahkan saat SMA saya ikut mengkampanyekan tentang haram mengucapkan selamat hari natal dan hari valentine yang di gagas Felix di sosial media. 

Kebetulan guru agama saya juga mendukung gerakan itu lantas menyuruh saya untuk ikut mengkampanyekannya.

Kemudian saya mencetak soft file pamflet dan brosur-brosur kampanye yang di share Felix Xiauw ke mading sekolah. 

Kebetulan waktu itu saya anak mading (jurnalis sekolah) dan beberapa tulisan saya pernah di tempel disana. Jadi saya semacam punya link untuk menentukan konten apa saja yang cocok dimuat di mading.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun