Baru saja kita mendengar kabar duka dari ketua DPR yang terhormat, Setya Novanto, yang dikabarkan telah berpulang ke rumah sakit dikarenakan terjadi insiden kecelakaan yang diduga dilakukan oleh sebuah tiang listrik.
Mobil fortuner yang ditumpangi setnov hancur pada bagian depannya. Yang menarik, tiang listrik sebagai tersangka utama tidak mengalami luka-luka ringan sama sekali. Bagi saya, ini sangat perlu di analisa bagaimana sebuah tiang yang terbuat dari besi ini tidak bisa berkutik serangan dari mobil seharga 200 jutaan itu.
Jika kita searching di mbah google image dengan kata kunci 'mobil tabrak tiang listrik', maka kita akan menemukan berbagai gambar peristiwa yang menampakan betapa kuatnya tiang listrik ini.
Kuat atau tidaknya memang relatif sih. Tapi yang pasti, sepanjang insiden mobil menabrak tiang listrik, ada beberapa tiang yang berhasil bengkok, hancur, namun ada pula yang tetap berdiri tegak seperti insiden papa ini. Ketahanan tiang listrik menerima serangan mobil bisa tergantung dari berbagai aspek misalnya seberapa mahal harga mobil dan seberapa keras serangannya.
Namun pertimbangan lain yang lebih masuk akal adalah jika sebuah mobil di tumpangi oleh orang-orang seperti setnov maka seyogyanya tiang listriklah yang menyerah. Tapi ini berbanding lurus dengan seberapa kuat tiang listrik berhubungan intim dengan istrinya sendiri.
Setelah insiden ini, kita telah diberi banyak pelajaran. Salah satunya tentang adab menabrak saat berkendara. Kenapa begitu banyak orang yang memilih menabrak tiang listik dibanding menabrak pohon? Apakah ada diskriminasi gender yang mengakibatkan tiang listrik terlihat lebih keren dibandingkan menabrak pohon? Apakah pohon dianggap terlalu sakral dan lebih berfaedah sebagai penghasil oksigen sehingga orang mikir dua kali sebelum menabraknya?
KPK sebagai lembaga anti-rasuah nampaknya perlu menyelidikinya. Sebab hal ini sangat berkaitan dengan nasib setnov di masa depan. Jika kepalanya yang diklaim berdarah-darah itu mengakibatkan ia lupa ingatan. Maka yang perlu bertanggung jawab adalah tiang listrik ini. Dia yang harus menggantikan setnov memenuhi panggilan KPK dan kemungkinan menjadi terdakwa sampai vonis dilakukan. Kalau perlu, tiang listrik harus ditahan sesuai besaran vonis yang akan dilayangkan pada setnov.
Setnov tidak boleh diperiksa apalagi di penjarakan karena ini sudah menyangkuat pelanggaran ke-pri-tiang-an. Sudah sepantasnya sang tiang mendapat ganjaran setimpal atas prilaku kriminalnya yang mencoba mencelakaan Setnov. Bisa jadi, sang tiang di jerat dengan pasal berlapis karena diduga telah melakukan percobaan pembunuhan secara terencana dan terstruktur dengan ancaman penjara seumur hidup.
Malang sekali nasibmu nak tiang..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H