Mohon tunggu...
Diaz Daffa Abiyu
Diaz Daffa Abiyu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo perkenalkan nama saya Diaz Daffa Abiyu. Saya mahasiswa Universitas Jember prodi Ilmu Hubungan Internasional angkatan 2021.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Silicon Valley Bank Kolaps, Apa Dampaknya bagi Indonesia?

22 Maret 2023   09:23 Diperbarui: 22 Maret 2023   09:43 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa hari ini dunia perbankan dihebohkan dengan kabar kolaps nya salah satu bank terbesar yang ada di Amerika Serikat. Bank tersebut bernama Silicon Valley Bank. Bank yang didirikan pada tahun 1983 tersebut mengalami kolaps pada hari Jumat, 10 Maret 2023. California Department of Financial Protection and Innovation menutup Silicon Valley Bank setelah mendapatkan informasi bank tersebut mengalami kolaps.

Silicon Valley Bank didirikan oleh Roger V Smith bersama Bill Biggerstaff, dan Robert Medearis. Ketiga orang pendiri Silicon Valley Bank merupakan eks-manager dari Bank of America. Silicon Valley Bank merupakan bank yang menjalankan layanan perbankan online, pembayaran, deposito, valuta asing, dan layanan lainnya. Silicon Valley Bank sudah beroperasi sejak 1938. Silicon Valley Bank ini berpusat di Santa Clara, California. Silicon Valley Bank sendiri melayani pelanggan yang berasal dari seluruh dunia. 

Sudah 40 tahun bank tersebut beroperasi. Banyak perusahan startup yang berdeposit ke bank tersebut. Perusahaan startup tertarik untuk melakukan deposit ke SVB karena SVB dapat membantu pertumbuhan perusahaan startup secara keuangannya. Tidak sedikit perusahaan startup yang mulai berdeposit dan menjalin kerjasama dengan Silicon Valley Bank dengan tujuan untuk pertumbuhan perusahaan startup mereka. Hingga pada akhirnya SVB mengalami beberapa masalah dan akhirnya kolaps. Kolaps nya Silicon Valley Bank tentunya mengakibatkan dampak terhadap pelanggan-pelanggannya yang sebagian besar merupakan perusahaan startup.

Kolapsnya Silicon Valley Bank disebabkan oleh beberapa peristiwa. Menurut sumber kolapsnya Sillicon Valley Bank disebabkan oleh 3 hal. Yang pertama adalah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat. Yang kedua adalah krisis modal. Yang ketiga adalah bank run. Kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat yang menyebabkan kolapsnya SVB adalah peningkatan suku bunga. Tujuan Bank Sentral Amerika Serikat meningkatkan suku bunga tersebut adalah untuk menekan laju inflasi yang meningkat. 

Dampak yang diakibatkan dari kenaikan suku bunga tersebut adalah harga atau nilai obligasi dari Silicon Valley Bank bahkan bank-bank yang lain semakin kecil atau terkikis. Hal tersebut berdampak buruk bagi SVB. Kenaikan suku bunga tersebut mengakibatkan berhentinya pemodal untuk mendanai perusahaan startup. Sehingga hal tersebut membuat perusahaan startup mengalami kemacetan dana. Untuk mengatasi kemacetan dana tersebut, banyak perusahaan startup menarik uang yang di depositkan ke Silicon Valley Bank.

Kolapsnya Silicon Valley Bank tentunya mengakibatkan dampak yang serius. Menteri Keuangan Republik Indonesia juga angkat bicara pada kasus kolapsnya Silicon Valley Bank. Menurut Sri Mulyani kolapsnya Silicon Valley Bank mengakibatkan guncangan yang besar. "Dalam weekend terakhir ini, penutupan Silicon Valley Bank yang relative kecil, Cuma bank regional dengan asset US$ 200 billion yang untuk ukuran Amerika sangat kecil telah menimbulkan guncangan yang signifikan dari sisi kepercayaan deposan di Amerika Serikat" pendapat Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia. 

Dikarenakan tidak memiliki dana untuk memenuhi permintaan perusahaan startup, SVB mulai menjual obligasi yang dimiliki. Selain obligasi, SVB juga menjual saham mereka dengan tujuan untuk meningkatkan modal dan mengatasi krisis yang dialami. Mendengar keputusan SVB tersebut, banyak nasabah yang dibuat panik dan khawatir. Keputusan SVB tersebut juga dapat memicu aksi bank run. Definisi bank run sendiri adalah fenomena yang terjadi di dunia perbankan dimana para nasabah menarik uang dari bank yang terkait dengan jumlah yang besar dan cepat. Pada website The Verge dijelaskan bahwa fenomena bank run benar-benar terjadi setelah keputusan penjualan saham di laksanakan oleh SVB.

Seusai kejadian tersebut, California Department of Financial Protection and Innovation mengadakan konferensi pers. Konferensi pers tersebut menghasilkan beberapa keputusan untuk menindaklanjuti masalah Silicon Valley Bank. Keputusan yang pertama adalah penutupan Silicon Valley Bank. Selanjutnya keputusan yang kedua adalah ditunjuknya FDIC (Federal Deposit Insurance Corporation) dalam mengelola aset-aset yang tidak terkelola karena SVB ditutup.

Kolapsnya Silicon Valley Bank tentunya akan menimbulkan dampak pada industri perbankan di dunia. Salah satunya adalah industri perbankan yang ada di Indonesia sendiri. Masalah tersebut juga dibahas oleh Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 13 Maret 2023. OJK sendiri menilai bahwa kolapsnya Silicon Valley Bank tidak akan berdampak langsung pada industri perbankan di Indonesia. Menurut pendapat Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae perbankan di Indonesia tidak akan menerima dampak dari kolapsnya SVB. Dengan ketentuan perbankan tersebut tidak memiliki hubungan bisnis, investasi dengan SVB.

Industri perbankan di Indonesia tidak menerima dampak langsung dari kolaps nya Silicon Valley Bank karena memiliki sistem perbankan yang kuat. Kembali pada tahun 1998 ketika Indonesia mengalami krisis keuangan. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Edina Rae, industri perbankan di Indonesia telah melaksanakan langakah langkah penting mulai dari dasar untuk menciptakan suatu sistem perbankan yang kuat. 

Sehingga industri perbankan Indonesia tidak terkena dampak langsung dari kolapsnya Silicon Valley Bank. Otoritas Jasa Keuangan atau OJK sendiri terus melaksanakan kewajibannya bahkan berkolaborasi dengan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan untuk menjaga industri perbankan indoensia dari dampak tekanan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun