Stunting, yang juga dikenal sebagai pertumbuhan pendek, adalah masalah kesehatan global yang serius dan banyak terjadi terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Penyebab stunting bisa bermacam-macam, termasuk asupan gizi yang tidak mencukupi, kebersihan yang buruk, dan faktor-faktor sosial ekonomi. Salah satu cara yang inovatif yang dipilih oleh Tim MMD 713 Desa Bandaran untuk mengatasi masalah ini adalah melalui “Sosialisasi Gemar Makan Ikan dan Demonstrasi Inovasi Masakan”.
Ikan merupakan sumber protein hewani yang kaya akan nutrisi penting, terutama asam lemak omega-3 dan vitamin D. Kedua nutrisi ini memiliki peran penting dalam perkembangan otak, tulang, dan sistem imun anak-anak. Melalui kegiatan “Sosialisasi Gemar Makan Ikan dan Demonstrasi Inovasi Masakan” diharap dapat membantu mencegah defisiensi nutrisi yang berkontribusi pada stunting.
Kegiatan ini berhasil dilaksanakan pada saat kegiatan Posyandu Tematik Stunting berlangsung di Kantor Desa Bandaran dan dihadiri oleh perangkat desa, bidan, serta para orang tua dari anak penderita stunting, pada hari Rabu (12/07/23). Kegiatan ini diawali dengan “Sosialisasi Gemar Makan Ikan” yang dipaparkan oleh Bintang Samudra Miharja selaku penanggung jawab kegiatan. Tidak hanya mengenalkan tentang ikan sebagai bahan makanan yang penting, tetapi Ia juga memberikan edukasi tentang manfaat ikan itu sendiri. “Materi edukatif yang diberikan diharap dapat membantu mengubah persepsi masyarakat terhadap ikan dan dapat dijadikan bekal pengetahuan untuk mengolah ikan yang baik”, ucap Bintang Samudra Miharja.
Setelah materi “Sosialisasi Gemar Makan Ikan” selesai dipaparkan, kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi masakan berupa “Lele Mustofa”. Lele Mustofa merupakan perpaduan antara kentang dan lele suwir yang digoreng kering, kemudian dicampur dengan bumbu balado yang sudah ditumis dalam kondisi sudah dingin. Mustofa merupakan kentang yang dipotong kecil-kecil dengan bentuk seperti korek api, lalu digoreng kering. Mustofa sendiri merupakan nama dari chef presiden Soekarno di istana Cipanas, yaitu Opo Mustofa. Mustofa merupakan makanan khas dari Bandung, Jawa Barat. Bahan utama dalam pembuatan Lele Mustofa ini, yaitu kentang sebagai sumber karbohidrat dan ikan ikan lele sebagai sumber protein. Adapun bahan tambahan lainnya, yaitu cabai merah, bawang putih dan merah, garam, kaldu ayam, air asam jawa, kapur sirih, lengkuas, serai, daun salam dan jeruk, serta gula pasir.
Orang tua yang hadir terlihat sangat antusias menyaksikan proses pembuatan lele mustofa dan terlihat fokus selama kegiatan berlangsung. “Ikan dapat menjadi solusi dalam mengatasi stunting pada anak khususnya balita. Salah satunya adalah ikan lele. Kandungan gizi yang terkandung dalam ikan lele sendiri cukup tinggi dan memiliki harga yang tergolong murah sehingga dapat menjadi pilihan orang tua sebagai sumber protein untuk balita daripada sumber protein hewani lainnya. Namun, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui olahan makanan yang dapat dikonsumsi selain digoreng. Makanan yang dapat diolah dari ikan lele adalah Lele Mustofa”, ungkap Cahyadewi Bhanuwati Pandita selaku penanggung jawab kegiatan. Maka dari itu, Mahasiswa MMD Universitas Brawijaya memperkenalkan Lele Mustofa sebagai suatu inovasi dan dapat dijadikan ide masakan bagi para orang tua.
Di akhir kegiatan, Tim MMD 713 Desa Bandaran juga memberikan sampel masakan kepada orang tua untuk dibawa pulang. Kegiatan “Sosialisasi Gemar Makan Ikan dan Demonstrasi Inovasi Masakan” diharap dapat memiliki potensi besar untuk membantu mengurangi angka stunting melalui peningkatan konsumsi ikan dan peningkatan kesadaran gizi. Dengan kombinasi antara manfaat gizi ikan yang tinggi dan inovasi dalam penyajian masakan, gerakan ini diharap dapat membawa dampak positif dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, terutama anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H