Mohon tunggu...
Dafa Rihadatulaisy
Dafa Rihadatulaisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya merupakan mahasiswa pendidikan matematika yang sedang menginjak semester 6

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Matematika Harus Tahu! Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Motivasi Siswa

31 Mei 2024   14:51 Diperbarui: 31 Mei 2024   14:52 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://naikpangkat.com/wp-content/uploads/2021/09/pexels-yan-krukov-8617740-800x533.jpg

Guru Matematika harus tahu! Model pembelajaran untuk meningkatkan motivasi siswa

Menjadi seorang guru memang bukan hal yang mudah. Profesi sering kali dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, padahal untuk menjadi seorang guru diperlukan keterampilan dan dedikasi yang tinggi. Seorang guru tidak hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga harus mampu menginspirasi, membimbing, dan memotivasi siswa agar mereka dapat mencapai potensi terbaik mereka. Tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab yang besar dan penuh tantangan. Terlebih lagi, tantangan ini semakin besar ketika berbicara tentang guru matematika.

Menjadi seorang guru, terutama guru matematika, memang memerlukan keterampilan tersendiri. Apalagi Matematika sering kali dianggap sebagai bidang studi yang sulit dan rumit oleh banyak siswa. Untuk mengatasi persepsi ini, seorang guru matematika harus memiliki kemampuan untuk menyederhanakan konsep-konsep yang kompleks dan membuatnya lebih mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, mereka harus memiliki kesabaran yang luar biasa dan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai gaya belajar siswa. Hal ini diakrenakan tidak semua siswa belajar dengan cara yang sama, sehingga kemampuan untuk menyesuaikan model pengajaran sangat penting.

Matematika seringkali dipandang sebagai bidang studi yang sulit dan rumit. Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konsep abstrak yang sulit dipahami, kurangnya minat siswa, dan model pengajaran yang kurang efektif. Oleh karena itu, seorang guru matematika harus mampu menghadapi tantangan ini dengan strategi yang tepat. Mereka harus bisa membuat pelajaran matematika menjadi menarik dan relevan bagi siswa. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan mengaitkan konsep matematika dengan kehidupan sehari-hari sehingga siswa dapat melihat bagaimana matematika berperan dalam dunia nyata.

Cara agar mengembalikan fokus siswa saat pembelajaran matematika adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa untuk lebih terlibat dalam pelajaran dan memahami konsep-konsep matematika dengan lebih baik. Salah satu model yang bisa digunakan adalah pendekatan pembelajaran berbasis masalah, di mana siswa diberi sebuah masalah dan harus memecahkan masalah tersebut yang melibatkan penerapan konsep-konsep matematika. Model ini tidak hanya membantu siswa untuk memahami konsep dengan lebih baik, tetapi juga meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan kreativitas mereka.

Menurut (Shadiq et al., n.d.) Beberapa model pembelajaran yang dianjurkan para pakar untuk digunakan selama proses pembelajaran di kelas-kelas di Indonesia di antaranya adalah:

1. Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education)

Realistic Mathematics Education (RME) atau pendidikan matematika realistik adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang memiliki keunikan dalam menciptakan suasana belajar yang lebih bermakna dan meningkatkan hasil belajar melalui pemahaman konsep secara konkrit selama proses pembelajaran (Amir et al., 2021; Wahyudi, 2016). Keunggulan RME sebagai pendekatan pembelajaran terletak pada penekanan hubungan antara realitas dan matematika dalam aktivitas pemecahan masalah, menjadikannya cara untuk mengajarkan matematika yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini diyakini dapat meningkatkan hasil belajar, baik dalam pemahaman konsep maupun keterampilan berpikir siswa (Febriyanti et al., 2019; Sohilait, 2007) dalam (Safrizal et al., 2022). Misalnya, siswa bisa diajak untuk menghitung luas taman sekolah atau menghitung jarak yang mereka tempuh saat berjalan dari rumah ke sekolah.

2. Pembelajaran Berbasis Pemecahan Masalah (Problem-Based Learning)

Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menuntut partisipasi aktif dari siswa, memberikan mereka kesempatan penuh untuk terlibat langsung dan menggali pengetahuan sendiri berdasarkan masalah nyata (kontekstual) yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran Problem Based Learning diharapkan dapat membantu siswa terbiasa dalam memecahkan dan menganalisis suatu permasalahan, sehingga kemampuan pemecahan masalah mereka akan terbentuk secara optimal  (Safitri & Endarini, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun