Mohon tunggu...
Dafa Prianov Nediansyah
Dafa Prianov Nediansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Gamers - Punkers - Mahasiswa

Dafa sang Raja Iblis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Menyikapi Kesenjangan Sosial: Realitas Antara Kelompok Masyarakat Kaya dan Miskin

25 Juni 2024   10:49 Diperbarui: 25 Juni 2024   11:11 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://blog-static.mamikos.com/wp-content/uploads/2023/08/Contoh-Kesenjangan-Sosial-di-Sekolah-dan-Lingkungan-Masyarakat

Kesenjangan sosial antara kelompok masyarakat kaya dan miskin merupakan tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam upaya mencapai pembangunan yang berkeadilan. Fenomena ini tidak hanya menggambarkan kesenjangan ekonomi yang signifikan, tetapi juga mencerminkan disparitas dalam akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi antar kelompok sosial. Landasan yuridis yang mengatur perlindungan sosial dan pemerataan ekonomi didasarkan pada beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia.

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial menegaskan komitmen negara dalam melindungi masyarakat yang rentan termasuk kelompok miskin, tunawisma, dan disabilitas. Selain itu, Keputusan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan menyediakan kerangka kerja untuk mempercepat upaya mengurangi kesenjangan sosial melalui program-program pemerintah yang terfokus. 

Secara teoritis, Thomas Piketty dalam karyanya "Capital in the Twenty-First Century" menyoroti pentingnya redistribusi kekayaan sebagai solusi untuk mengurangi kesenjangan sosial yang semakin melebar di banyak negara, termasuk Indonesia. Piketty mengadvokasi perlunya kebijakan fiskal yang lebih progresif untuk menanggulangi konsentrasi kekayaan yang tidak seimbang. Pendekatan ini, menurut Piketty, tidak hanya dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam jangka panjang. Meskipun teorinya telah menimbulkan berbagai debat dan kritik, kontribusinya dalam mengangkat isu ketidakseimbangan kekayaan dan perlunya intervensi kebijakan untuk mengatasinya tetap menjadi perdebatan penting dalam ekonomi modern. 

Data empiris dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kesenjangan pendapatan antara kelompok kaya dan miskin di Indonesia masih cukup besar. Meskipun terjadi kemajuan dalam pertumbuhan ekonomi, masih ada kelompok masyarakat yang belum merasakan manfaat dari pertumbuhan tersebut. Masalah khusus terkait dengan kesenjangan dalam akses terhadap pendidikan berkualitas dan layanan kesehatan yang merata menjadi fokus perhatian, mengingat dampaknya terhadap mobilitas sosial dan  kualitas hidup masyarakat.

Sebagai contoh konkret, kesenjangan sosial yang signifikan terjadi di daerah-daerah seperti Kabupaten Merauke di Provinsi Papua. Di daerah ini, meskipun terdapat sumber daya alam yang melimpah, pendapatan dan akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan masih sangat terbatas bagi sebagian besar penduduk. Kesenjangan ekonomi dan aksesibilitas ini mempengaruhi kemampuan masyarakat lokal untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan memanfaatkan potensi pembangunan yang ada di sekitar mereka. 

Gagasan dan Solusi

Untuk mengatasi kesenjangan sosial yang persisten, diperlukan strategi yang komprehensif dan berkelanjutan. Pertama, penguatan sistem pendidikan publik dengan memperluas akses dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah-daerah terpencil dan masyarakat marginal sangat diperlukan. Hal ini dapat dilakukan melalui alokasi dana yang lebih besar dan pengembangan kurikulum yang relevan. 

Dalam konteks ekonomi, perlunya kebijakan yang berorientasi pada redistribusi kekayaan dan pengentasan kemiskinan secara efektif. Ini meliputi pengenaan pajak yang lebih adil dan alokasi anggaran yang proporsional untuk program-program perlindungan sosial seperti bantuan sosial, jaminan kesehatan, dan pendidikan gratis. Pentingnya pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin melalui program-program pemberdayaan ekonomi berkelanjutan seperti pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha kecil, dan akses terhadap pasar kerja yang adil dan berkesempatan. Meningkatkan peran aktif LSM dan organisasi non-pemerintah dalam mengawal implementasi kebijakan publik dan memperjuangkan hak-hak masyarakat miskin. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil dapat menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah ini.

Kesimpulan

Kesenjangan sosial antara kelompok masyarakat kaya dan miskin di Indonesia merupakan tantangan yang kompleks namun dapat diatasi dengan pendekatan yang komprehensif dari segi kebijakan publik, pendidikan, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan memperkuat landasan yuridis, memanfaatkan landasan teoritis yang solid, dan mendasarkan kebijakan pada data empiris yang akurat, Indonesia dapat menuju arah yang lebih adil dan merata dalam pembangunan sosial ekonomi. Langkah-langkah strategis dan kolaboratif harus terus ditingkatkan untuk memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun