Deepfake AI (Artificial Intelligence)
Deepfake, teknologi yang membuat video atau audio dengan kualitas hiper-realistis namun, palsu dari algoritma kecerdasan buatan, telah menjadi subyek studi intensif dalam beberapa tahun terakhir. Deepfake merujuk pada konten yang palsu dalam bentuk video dan gambar secara sengaja diekspos unutk bertujuan tententu, teknologi ini sangat kontroversial bermula pada akhir 2017. Ketika para pengguna anonym situs website reddit dengan nama samara Deepfake mengunggah video pornografi palsu yang ditampilkan artis-artis seperti Taylor Swift, Scarlett Johansson, artis Korea Selatan, dan lain-lain. Tidak hanya itu, konten video yang menjadi perhatian public, akan tetapi teknik pertukaran wajah dalam bentuk visualnya turut menjadi lebih di perhatikan serius, baik dikalangan awam maupun para ahli teknologi.
      Deepfake dikembangkan oleh seorang insinyur perangkat lunak melalui open source dari google dan nvidia. Ide deepfake sendiri, sintesis audio-visual, sebetulnya juga sejak tahun 1997 telah dipelopori oleh Christoph Bregler, Michele Covell, dan Malcolm Slaney, untuk pemograman deepfake sendiri video re-write, dengan memodifikasikan rekaman video seseorang yang sedang berbicara di trek audio berbeda dari aslinya. Program tersebut melatarbelakangi oleh kebutuhan dubbing suara dalam industry perfilm-an yaitu untuk mempermudah konsumen agar dapat menyaksikan video dengan berbagai Bahasa yang berbeda.
      Deepfake dalam teknologi yang beretika merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Berkembangnya teknlogi dari zaman purbakala zaman kayu ke zaman modern dengan mesin, pada dasarnya menggambarkan kemampuan manusia sebagai homo technologicus yang dapat beradaptasi dari berbagai keadaan dengan cara yang sedemikian. Dalam ranah teknilogi, etika memandu manusia secara wajar dalam penggunaan teknologi yang dibuatnya sendiri.
Misalnya penggunaan telepon untuk merawat eksistensi manusia sebagai makhluk social atau penggunaan media informasi yang tetap menjaga ruang privasi orang lain. Hal ini merusak nilai orisinalitas karya asli dikarena hasil deepfake tersebut dapat ditampak atau terlihat seolah-olah autentik. Dengan keadaan ini diperburuk dengan penyebaran informasi palsu (hoax) yang meluas, sehingga masyarakat sulit membedakan antara fakta dan fiksi. Ini mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap informasi, bahkan terciptanya keadaan tanpa kepastian informasi yang beredar di media
Manfaat Aplikasi AI Deepfake, seperti Entertainment, Media, Marketing, Advertising, Education, Training, Healthcare, Accessbility. Dengan mengintegrasikan wajah dan suara sintesis secara mulus para pembuat film dapat menghasilkan karakter pada adegan yang tampak nyata dengan akurasi yang luar biasa, memungkinkan efek yang sangat realistis. Kemudian dapat meniru situasi dunia nyata dengan akurasi yang luar biasa, bisa memberikan pengalaman yang berharga tanpa resiko pelatihan langsung. Dengan menciptakan avatar atau instruktur virtual yang terlihat nyata, entisitas digital dapat menyampaikan kuliah, memberikan demonstrasi, dan berinteraksi dengan siswa melalui caara yang lebih menarik dan personal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H