Mohon tunggu...
Dafa Bagaskara
Dafa Bagaskara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Utang Negara yang Tidak Dapat Menanggulangi Kesejahteraan

22 Agustus 2023   19:53 Diperbarui: 22 Agustus 2023   19:58 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tingginya angka hutang negara dan dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat adalah isu yang selalu hangat untuk diperbincangkan di Indonesia. Hutang negara seringkali menjadi alat untuk membiayai proyek-proyek pemerintah, namun apabila tidak dikelola dengan bijak dan transparan, hutang ini justru dapat memberikan beban ekonomi yang besar bagi negara dan secara langsung mempengaruhi kesejahteraan rakyat. Seperti untuk apa infrastruktur itu dibangun? Apakah benar-benar akan berguna bagi masyarakat sekitar? 

Menurut data dari Bank Indonesia, utang Indonesia saat ini telah tercatat sebesar 398,3 miliar dolar AS, angka ini tentu sudah melebihi batas yang direkomendasikan kemenkeu. Dengan hutang negara sebesar ini, apakah dana nya benar-benar dipergunakan demi kepentingan masyarakat? Tingginya angka hutang luar negeri suatu negara dapat berdampak negatif terhadap upaya menanggulangi kesejahteraan rakyat. Pertama, tingginya hutang negara dapat merugikan stabilitas ekonomi suatu negara. Pembayaran bunga hutang yang tinggi dapat mengakibatkan krisis ekonomi yang berdampak buruk pada mata uang dan inflasi. Hal ini mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, yang akan mempengaruhi kesehatan rakyat. 

Kedua, tingginya hutang negara dapat mengalihkan anggaran dari sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, transportasi, dan infrastruktur. Pemerintah yang harus mengalokasikan sejumlah besar pendapatan untuk membayar hutang cenderung akan memangkas anggaran pada sektor-sektor ini. Akibatnya, kualitas dari sektor yang disebutkan di atas akan menurun dan merugikan Masyarakat

Ketiga, hutang negara yang tinggi juga dapat menyebabkan risiko pada kepolitikan dan sosial. Ketika Masyarakat mulai menganggap pemerintah lebih mementingkan sektor lain yang tidak berhubungan langsung dengan rakyat ketimbang  pemenuhan sektor yang secara langsung memberikan dampak pada kesejahteraan, Masyarakat akan menilai kalau pemerintah tidak peduli dengan kesejahteraan rakyatnya, ini dapat mengakibatkan kemarahan dan ketidakpuasaan public meningkat. Demonstrasi, bahkan kerusuhan bisa saja terjadi buntut dari ketidakpuasan publik. Negara yang terjebak dalam siklus hutang yang tak terkendali dapat menghadapi ketidakstabilan politik yang berdampak pada kebijakan-kebijakan penting untuk meningkatkan kesejahteraan.

Menurut jurnal PENGELOLAAN UTANG NEGARA oleh pusdiklawas, "Jumlah utang pemerintah yang cenderung meningkat tersebut akan membebani APBN karena mengakibatkan adanya lonjakan dalam pembayaran cicilan pokok utang dan bunga setiap tahunnya.  Bahkan  jumlah pembayaran cicilan pokok utang dan bunga telah lebih besar dibandingkan dengan jumlah penambahan utang baru". Dari keterangan jurnal diatas, dapat didimpulkan jika hutang negara yang melebihi batas rekomendasi akan membebani APBN, anggaran yang seharusnya digunakan untuk membiayai kegiatan dalam negeri demi peningkatan kesejahteraan Masyarakat harus dipotong untuk pembayaran hutang negara, akibatnya pemberdayaan industri masyarakat dan pembangunan infrastuktur dapat dipastikan akan terhambat.

Berkaca dari masalah ini, Indonesia patut khawatir dan berhati-hati dalam menetapkan nominal pinjaman hutang luar negeri, dikutip dari jurnalfebi.uinsby, "Keadaan ini yang menyebabkan Bank Dunia sangat khawatir dengan kondisi Indonesia. Bank Dunia sudah memberi peringatan agar Indonesia berhati-hati dalam mengelola hutang luar negeri sehingga peggunaannya bisa efisien mengingat jumlahnya yang semakin besar. Bank Dunia dan negara-negara donor bukan hanya khawatir masalah pengembalian tetapi juga masalah penggunaan hutang tersebut. Sebab mereka tahu bahwa Indonesia adalah negara dengan angka korupsi terbesar di dunia yang menyebabkan laju pertumbuhan terhambat. Masalah ini memerlukan pemecahan dari masyarakat dan pemerintah yang baik dan bersih. ". Dari jurnal tersebut, kita dapat mengetahui seberapa memprihatinkannya keadaan hutang luar negeri Indonesia. Indonesia harus memperhatikan berbagai  aspek sebelum mengajukan atau menetapkan pinjaman luar negeri, diantaranya kesanggupan pemenuhan yang tidak memberatkan APBN, dan dampak dari pinjaman apakah bisa menyejahterakan Masyarakat atau tidak.

Kesimpulannya, tingginya utang negara memang dapat menghambat upaya menanggulangi kesejahteraan masyarakat. Dampak negatif dapat dirasakan dalam bentuk krisis ekonomi, pengalihan anggaran dari sektor penting, risiko politik, dan sosial. Pengelolaan utang yang bijaksana dan investasi yang produktif harus diperhatikan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memprioritaskan kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat sambil tetap menjaga keseimbangan keuangan negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun