Mohon tunggu...
Muhammad Fajar Dafa
Muhammad Fajar Dafa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Bisnis menjanjikan untuk gen Z?? Garam Ruqyah???

1 Januari 2025   19:48 Diperbarui: 1 Januari 2025   19:48 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: Youtube Channel Ferry Irwandi)

Pasti dari kalian para Gen Z sering kali mencoba membuka peluang bisnis, seperti menjual baju, makanan, dan lain lain. Namun, karena keuntungan lebih kecil dibanding modal, sering kali bisnis tersebut berhenti ditengah tengah jalan.

Para Gen Z pasti tau apa itu garam ruqyah, yang dimana bisnis ini menggiurkan keuntungan yang sangat besar. Apa itu Garam Ruqyah? garam ruqyah adalah garam gosok pada umumnya namun garam tersebut telah dibaca doa atau ayat Al-Qur'an, terutama yang terkait dengan penyembuhan dan perlindungan dari gangguan makhluk gaib.

Pada abad ini, bisnis garam ruqyah menjadi sorotan karena dianggap menawarkan keuntungan besar dengan margin mencapai 2000%. Produk yang awalnya hanya berupa garam kasar dijual dengan harga tinggi setelah diberikan label "ruqyah". Fenomena ini menunjukkan bagaimana praktik penjualan produk dengan klaim spiritual semakin marak di masyarakat.

Barang ini banyak terjual di marketplace di Indonesia. E-commerce seperti Lazada, Shopee, Tokopedia, dan masih banyak lagi. Produk ini menjadi salah satu barang dengan transaksi besar diberbagai platform. Salah sath toko yang menjual garam ruqyah bahkan dilaporkan memiliki omset hingga Rp4,4 miliar per bulan.

Dalam praktiknya, garam ruqyah dijual hingga Rp150.000 per paket dengan alasan telah melalui proses rukiah dan menawarkan manfaat seperti menarik jodoh, melariskan usaha, hingga menenangkan pikiran. Namun, klaim ini sering kali tidak didukung oleh dasar agama maupun fakta ilmiah. Bahkan, banyak pelaku bisnis ini menggunakan wajah tokoh agama seperti Syekh Ali Jaber tanpa izin untuk meningkatkan legitimasi produk mereka.
"... ternyata semua perkembangan industri ini semua perkembangan sosial dan budaya masyarakat ini membuat para penipu mencoba mencari celah menjual garam ruqyah dengan harga yang jauh lebih mahal dan bagian paling fatalnya adalah laku di pasaran" ujar ferry irwandi di YouTube channel nya
Praktik ini mendapat kritik tajam karena dianggap memanfaatkan kepercayaan masyarakat terhadap agama untuk keuntungan pribadi. Penipuan seperti ini berpotensi merugikan masyarakat kecil yang kurang teredukasi. Alih-alih mendapatkan manfaat yang dijanjikan, mereka sering kali kecewa karena efek yang didapat hanya bersifat plasebo.

Bisnis ini juga dianggap bertentangan dengan nilai-nilai agama karena mengomersialkan sesuatu yang tidak memiliki dasar syariat. Para tokoh agama dan ahli rukiah menyatakan bahwa tidak ada landasan dalam Al-Qur'an maupun hadis yang mendukung praktik ini. Sebaliknya, hal ini bisa dianggap sebagai bentuk bidah atau penyimpangan.

Gen Z memiliki tanggung jawab untuk lebih kritis dan bijak dalam menyikapi fenomena seperti ini. Jangan mudah terpengaruh oleh klaim-klaim yang tidak masuk akal, terutama yang memanfaatkan isu agama untuk keuntungan pribadi. Manfaatkan teknologi untuk mencari fakta, lakukan riset sebelum mempercayai sesuatu, dan jadilah generasi yang cerdas serta berintegritas. Dengan bersikap kritis, Anda tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga membantu mencegah penyebaran praktik-praktik tidak etis di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun