Mohon tunggu...
Dafa Abiditio
Dafa Abiditio Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

I am Dafa Abiditio, I am 18 years old. I am currently in college, apart from studying, I also carry out activities to help my parents' business.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teman Kisah Hidupku

14 Mei 2024   13:15 Diperbarui: 14 Mei 2024   13:40 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Langkah Bersama

Setiap orang memiliki kisah hidupnya sendiri, dan di dalam kisah hidupku, aku memiliki seseorang yang selalu menemaniku

Aku Dafa abidtio,seorang anak muda yang masi duduk dibangku kuliah sekaligus menjadi peran seorang ayah untuk adikku dan suami untuk ibuku. Semua berawal saat aku masi duduk di bangku sekolah dasar, saat itu semua masalah demi masalah muncul di keluargaku. sampai pada suatu seketika ayah tercintaku memuntuskan untuk memulai hidup baru bersama keluarga baru nya. Semenjak saat itu kami hanya tinggal bertiga di dalam rumah itu, tangisan pilu semua mengumpul menjadi satu. Seorang ayah yang selama ini kami anggap sebagai tulang punggung keluarga, seorang ayah yang menjadi pelindung bagi keluarga nya, seorang ayah yang menjadi tempat mengadu untuk anak-anak nya. Apa anggapan itu harus aku aku hilangkan begitu saja ?, atau emang aku yang gak pantas mendapatkan sosok peran seorang ayah?. Hatiku bertanya-tanya apa tuhan yang jahat kepadaku atau ayahku yang jahat sama keluarga nya.

Hari demi hari bulan demi bulan tangisan dan segala rintangan sudah kami lewati bersama. Mata ku menjadi saksi saat airmata ibuku dan perjuangan ibuku untuk megurus kami dan memperjuangkan kedua anaknya, pada saat itu aku masi duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar,dan adikku masi berumur 2 tahun. Sampai pada suatu seketika ibuku telah membuat keputusan untuk berangkat pergi keluarga negeri untuk bekerja demi kebutuhan aku dan adikku, saat itu aku di urus oleh ayah kandungku sendiri dan adikku di urus oleh bude nya. Perpisahan itu membuat aku semakin sedih sehingga harus berpisah sama adikku dan ibuku yang hanya bisa melakukan komunikasi melalui video call saja. Tidak hanya itu aku juga bingung yang dimana aku harus tinggal bersama keluarga baru ayahku dan ibu tiriku yang uda merebut suami ibuku. Usai 8 tahun berjalan ibuku memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan tinggal bersama kedua anaknya. Dimana pada saat itu aku baru saja lulus SMA dan mencobak masuk perguruan tinggi kampus UIN Sumatra Utara dan di nyatakan lulus, adikku masuk ke SMP Muhammadiyah 03 medan.

Tapi aku tidak tidak tahu harus senang atau sedih karena dinyatakan lulus di prodi pendidikan anak usia dini prodi yang tidak aku inginkan sama sekali, tapi tidak dengan ibuku ia justru mendukung aku dan memberikan ku arahan untuk masuk ke prodi itu. Ia mengatakan bahwa menjadi guru itu suatu perkejaan yang muliah karna dapat mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada semua orang yang nantinya bakal menjadi amal pahala jariyah kita. Kemudian aku berusaha untuk meyakinkan diriku untuk masuk di kampus tersebut dengan prodi yang restui oleh ibuku, dan menyiapkan segala persyaratan maupun admnistrasi untuk masuk kampus tersebut. Setelah melewati proses tersebut akupun di nyatakan sah menjadi mahasiswa di kampus tersebut, akupun mengikuti kegiatan PBAK dengan tujuan untuk memperkenalkan tentang dunia seputar kampus kepada maba yang nantinya bakal menjadi mahasiswa di kampus tersebut. Setelah proses mengikuti PBAK selesai para maba pun di arahkan untuk menuju ruang kelas masing-masing yang dimana nantinya bakal menjadi tempat mereka belajar dan menimbah ilmu pengetahuan.

Ketika memasuki ruang kelas tersebut aku merasa tidak nyangka bisa berada di kelas itu yang di penuhi oleh para mahasiswa/i yang berasal dari berbagai daerah dan memiliki tujuan yang sama. Setelah beberapa bulan menjadi mahasiswa aku mulai menemukan dan mengenal banyak teman yang ternyata lebih memiliki berbagai pengalaman dan berbagai karakter nya masing-masing .

Kampus itu seperti dunia kecil yang penuh dengan kisah-kisah indah. Dan di antaranya ada banyak cerita, bahkan ada hal-hal yang menarik di dalam nya.

Di antara laptop dan buku-buku ada satu hal yang membuatku bersemangat di dalam nya,yang sudah ku anggap sebagai rumah tempat ku pulang. Seseorang yang selalu energik, kata-kata yang kekuar dari dalam diri nya membuat semua orang menjadi sangat tenang. Sementara aku sosok sangat yang sangat tenang namun penuh perhatian. Sejak awal semester aku mersasa pertemuan kami merupakan pertemuan yang sangat istimewa. Di tengah kegiatan akademis yang padat kami menyampatkan untuk saling bercerita tentang hari-hari selama di kampus. Waktu terasa begitu cepat berlalu ketika aku bersamanya. Namun, tidak semua cerita di kampus ini berjalan mulus. Ada juga rintangan yang harus kami hadapi bersama. Salah satunya adalah ketika kami berdua harus berjuang untuk menghadapi tekanan akademis yang padat,kami pun saling menyemangatkan satu sama lain dan memberikan self reward kepada diri sendiri. Bersamaya aku yakin bahwa tidak ada yang bisa tidak bisa kita lakukan selagi kita menjaninya bersama-sama. Aku merasa beruntung bisa bersamanya, kami adalah tim yang tak terkalahkan. Di antara ribuan mahasiswa,kisah kami merupakan kisah yang paling indah seperti bintang terang yang menerangi langit malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun