Mohon tunggu...
firmandaeva
firmandaeva Mohon Tunggu... -

bukan siapa-siapa\r\nhttp://mencerahkan.wordpress.com\r\nFB: http://www.facebook.com/firmandaeva.uye\r\nTwitter: https://twitter.com/firmandaeva

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Suasana Jogja Tak Terbeli

8 Juli 2012   10:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:11 3177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_199493" align="aligncenter" width="543" caption="Foto koleksi pribadi"][/caption]

Jogja. Kota yang banyak membuat orang jatuh cinta karena kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki. Tak satu daerah pun yang bisa mengalahkan keindahannya. Warisan budaya begitu kaya dan indah menjadi maknet untuk menarik wisatawan. Tidak hanya kota budaya, Jogja juga dikenal kota pelajar yang menjadi daya tarik tersendiri. Banyak anak negeri dari pojok-pojok nusantara melanjutkan studi di kota gudeg ini.

Ya, “Jogjakarta memang istimewa”. Slogan ini penuh makna yang mendalam. Secara historis, Jogja mempunyai kontribusi besar pada republik ini sekaligus pernah menjadi ibu kota negara diawal kemerdekaan. Eksistensi kraton sampai detik ini menjadi simbol budaya dan kekuasaan kerajaan Jogja.

Jogjakarta kota pendidikan. Seluruh penduduk nusantara tau itu. Pasilitas pendidikan sangat memadai untuk mengembangkan potensi diri. Ada seratus lebih kampus (negeri dan swasta) berdiri di bumi Jogja. Bila kita ingin melanjutkan kuliah, tinggal pilih jurusan apa yang sesuai dengan minat kita, semua jurusan ada di kampus-kampus Jogja. Atmosfir pendidikan sangat menarik, banyak media-mendia belajar yang bisa kita nikmati. Buku-buku bagus dan murah mudah didapat, forum-forum diskusi (gratis) bisa kita ikuti.

Terkait pendidikan Jogja, ada kisah menarik hasil diskusi saya via BBM () bersama sahabat yang baru saja lulus kuliah. Diawali tanya kabar dan psosinya diamana sekarang? Pada satu kesempatan saya bertanya kepada sahabatku tadi, apa dirimu mau lanjut kuliah pasca sarjana? Tanya saya. Kemudia iya menjawab, iya saya sudah daftar di salah satu kampus di Jogja. Kemudian aku bertanya lagi, apa banyak teman-teman yang dulu sekampus kuliah disitu? Jawab sahabatku, iya lumayan banyak. Sebetulnya, masih kata sahabat penulis mau lanjut diluar Jogja tapi “suasana Jogja tak terbeli”.

Diskusi via BBM (BlackBerry Messenger) bersama sahabat ini berlangsung singkat karena saya juga kehabisan kata-kata ketika sahabat saya mengatakan “suasana Jogja tak terbeli”. Pernyataan sahabat saya ini betul-betul membuat saya berpikir dan romantisme kenangan-kenangan indah selama di Jogja. Kebetulan saat tulisan ini dibuat saya tidak di Jogja. Sontak saja saya tiba-tiba merindukan kota Jogja yang sudah dua bulan ditinggalkan. Bagi saya, Pernyataan sahabat saya ini penuh makna. Siapa saja yang pernah studi di Jogja pasti merindukannya. Kisah-kisah indah pasti pernah tergores dalam tinta sejarah hidupnya. Jadi, slogan “Jogja memang istimewa” serat makna yang mendalam bagi setiap individu yang pernah menghampirinya.

Bagi saya sendiri, “Jogja itu candu”. Hampir enam tahun hidup di kota gudeg ini sedikit pun tak pernah berkeinginan meninggalkannya. Slalu ingin lebih lama lagi hidup di Jogja bahkan seumur hidup. Suasanan Jogja memang tidak pernah membosankan selama kita bisa menikmatinya. Baik itu dalam kondisi bahagia maupun penuh derita. Suka duka penuh kebersamaan membuat hidup ini terasa indah. Sahabat-sahabat yang berasal dari berbagai daerah pelosok negeri menjadikan hidup di Jogja penuh warna.

[caption id="attachment_199496" align="aligncenter" width="529" caption="Foto koleksi pribadi"]

1341744654989517498
1341744654989517498
[/caption]

Jogja berhati nyaman”. Slogan ini sama seperti yang lain, mimiliki makna tersendiri. Keramahan masyarakat Jogja membuat warga pendatang betah dan merasa nyaman. Selama saya di Jogja dapat mengenal berbagai etnis dari Sabang sampai Merauke. Berbagai macam dialek bahasa bisa kita temukan, pluralitas budaya sangat terasa. Berbagai pentas budaya dari berbagai daerah sering ditampilkan. Hal ini melalui organisasi mahasiswa/i daerah di Jogja yang sudah terorganisir dengan baik. Mahasiswa/i dari daerah ini yang menampilkan kesenian daerahnya masing-masing. Menurut saya, “Jogja itu Indonesia kecil”. Bila kita ingin mengenal berbagai macam budaya, maka di Jogja bisa kita temukan.

Saya tutup tulisan ini dengan slogan “Jogja itu ngangeni”. Dan ucapan terima kasih saya buat sahabat yang telah menginspirasi tulisan ini. Sekiat terima kasih. Twitter: https://twitter.com/firmandaeva FB: http://www.facebook.com/firman.daeva

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun