[caption id="attachment_198176" align="aligncenter" width="384" caption="sumber: http://sidomi.com"][/caption]
Wajah Baru Italia
UERO 2012 timnas Italia berangkat ke Polandia-Ukraina dengan berbagai masalah. Adanya isu keterlibatan pemain dalam pengaturan skor dan badai cedera yang menimpa beberapa pemain inti membuat skuad Italia melangkah tertatih-tatih. Sejak awal turnamen UERO 2012 Italia tidak menjadi favorit, bahkan dilihat sebelah mata. Cesere Prandelli (mantan pemain Juventus) meyakinkan anak asuhnya agar tetap fokus pada turnamen. Pelatih Italia satu ini telah mengubah stigma dan permainan Italia lebih atraktif dan menarik. Penampilan “Gli Azzurri” (julukan timnas Italia = biru langit) lebih kompak dan memiliki keseimbangan.
Prendelli ditunjuk menangani timnas Italia pasca piala dunia 2010. Ia berjanji akan membangun tim dengan pamain-pemain muda. Skuad Italia memang tidak banyak memiliki pemain bintang melainkan lebih banyak pemain muda yang masih sedikit penagalaman di level timnas. Mantan pelatih Fiorentina ini membuktikan kualitasnya, ia mampu mentransformasikan pengalaman pemain tua kepada pemain-pemain muda berkualitas. Kondisi ini bisa kita lihat pada skuad Italia sekarang, selama turnamen UERO 2012 belum terkalahkan.
Sosok GianluigiBuffon dan Andrea Pirlo menjadi teladan buat pemain-pemain muda Italia. Peran dua pemain veteran ini sangat urgen, kontribusinya sangat jelas selama turnamen UERO 2012. Tak heran jika dua pemain ini menjadi perbincangan penggila bola di seluruh dunia. Buffon melakukan banyak penyelamatan brilian, sedangkan Pirlo membuat gol melalui tendangan bebas saat melawan Kroasia dan melalui kotak penalti saat adu tos-tosan melawan Inggris, dua gol yang sangat berkelas. Selain dua gol Pirlo, ia menjadi penyeimbang tim baik bertahan dan meyerang. Luar biasa gelandang milik Juventus ini.
Kesuksesan “Gli Azzurri” menembus final tak bisa melupakan pemain-pemain muda bertalenta, walaupun kelasnya dibawah Buffon dan Pirlo. Sebut saja Mario Balotelli penyerang “bengal dan kontroversi” ini tak lepas dari sorotan pecinta bola. Tampilan yang nyentrik, skill mumpuni dan mimiki kecepatan yang luar biasa. Tak heran kalau ia ditakuti pemain bertahan lawan. Gol-gol yang ia ciptakan ke gawang Irlandia, Inggris dan Jerman bukti bahwa dia pemain berkualitas. Dua gol ke gawang Jerman menjadi penentu kemenganan dan mengantarkan “Gli Azzurri” ke final melawan Spanyol. “Super Mario” memang pemuda bertalenta dan luar biasa.
Gelandang-gelandang hebat Italia tak boleh dilupakan, bagi saya ini kontribusi Pirlo dalam menstranformasikan pengalamannya terhadap pemain-pemain muda timnas Italia. Riccardo Montolivo, Tiaggo Motta, Daniele De Rossi, Claudio Marchisio, Alessandro Dimanti adalah gelandang dan petarung-petarung sejati. Berani dalam melakukan serangan dan membantu pertahanan Italia. Lapangan tengah adalah kekuatan Italia. Keseimbangan dilapangan tengah membuat Italia menjadi tim yang kuat.
Pertahanan Italia tidak boleh dilupakan, bek-bek tangguh plus penjaga gawang pengalaman milik Juventus ini patut diacungi jempol. Andrea Begzali, Leonardo Bonucci, dan Giorgio Chellini tembok terakhir yang harus dilewati penyerang lawan sebelum berhadapan dengan Buffon. Keberhasilan menjaga pertahanan Juventus menular ke timnas Italia. Tak heran bila pelatih dan pemain lawan kagum terhadap kokohnya pertahanan Italia. Seperti kometar pelatih Jerman sebagaimana ditulis detik.com, “Kami kebobolan dua gol di babak pertama dan itu sulit”. Sangat mustahil bisa mengejar ketertinggalan dua gol dari Italia yang memiliki pertahanan tangguh. Italia pun memaksa Jerman pulang lebih cepat. Rekor tak terkalahkan pupus oleh pasukan Pandelli.
[caption id="attachment_198177" align="aligncenter" width="420" caption="sumber: http://www.bola.net"]
Italia Lebih Atraktif
Skuad Italia polesan Casere Prandelli cukup memuaskan di atas lapangan hijau. Pasukan Italia lebih atraktif dari sebelum-sebelumnya. Kebiasaan Italia bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik, tapi Marchisio dkk merubah stigma tersebut. Permainan terbuka Italia sangat menghibur. Bahkan sahabat saya (Milanisti) berpendapat, “Italia sekarang terlalu Juventus banget”. Ya, memang tidak bisa dipungkiri, pertandingan pertama melawan Spanyol membuat saya kaget, Italia menggunakan formasi 4-3-1-2 dan 3-5-2 yang sering digunakan Juventus.
Memang tidak bisa dipungkiri, ada tujuh pemain Juventus yang dipanggil pelatih Prandelli. Dari penjaga gawang, lini pertahanan dan gelandang kreatif “Gli Azzurri” bermain di Juventus. Bedanya menurut saya, Juventus biasanya melakukan serangan dari sayap, hal ini tidak begitu kelihatan dari strategi timnas Italia. Walaupun Italia melakukan serangan lewat sayap, tapi tidak se-massif Juventus.
Alhasil, stigma “Gli Azzurri” yang dikatakan sering bermain defensif (bertahan) mulai pudar. Permainan atraktif dan menyerang pada turnamen UERO 2012 menjadi warna sendiri. Casere Pandelli menunjukkan kelasnya sebagai pelatih yang bisa membaca potensi dan melunakkan emosi pemain yang sering meledak-ledak di lapangan hijau.
Forza “Gli Azzurri”..!! Forza Juventus..!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H