Tulisan ini merupakan sebuah persembahan untuk teman kami, sahabat kami yang semasa hidupnya selalu tegar menentang badai
Malang, Langit Kota Malang ikut tertunduk pilu seketika kabar duka menyapu telinga. Telah meninggal seorang sahabat kami sang peracik semangat juang. Umar Ali  Pergi dengan meninggalkan kisah tentang racikan kopi dan teriakan penuh cerianya.
Umar Ali atau akrab kami sapa Marley merupakan seorang pejuang hidup yang sangat gigih. Perginya menyisahkan pilu di hati para sahabat dan rekan sejawatnya. Terutama para aktivist yang kerap mampir mencicipi racikan kopinya.
Sahabat Coffee, Terletak di depan Kampus Putih (Universitas Muhammadiyah Malang) merupakan tempat dimana umar bekerja sebelum pulang ke Nusa Tenggara Timur dan akhirnya dipanggil pulang dengan menyisahkan Duka yang begitu mendalam.
Sungguh dia begitu berjasa. Setiap pertandingan El - Classico (Debut Real Madrid dan Barcelona) suara teriakan seperti orang kesetanan selalu menjadi pembakar suasan. Bahkan, dengan racikan kopi Marley pula tidak sedikit narasi - narasi kebangsaan kami usung di Sahabat Coffee. Aksi - aksi sosial kami jalankan berkat Ide dari Kopi racikannya.
Memang takdir tidak dapat ditolak, ajal tidak mampu kita lawan. Marley yang ceria telah bebas tugas dari sang pemilik kehidupan. Perginya adalah duka kami, Â duka penikmat kopi sahabat, duka penikmat kopi perjuangan.
Umar dan kopi racikannya telah melahirkan begitu banyak sarjana tamatan UMM, serta gerakan - gerakan perubahan di kalangan aktivist mahasiswa serta tulisan - tulisan sayapun berkat kopi yang di buat umar.
Selamat beristerahat dengan tenang adikku, saudaraku, sahabatku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H