Mohon tunggu...
Melawan Lupa
Melawan Lupa Mohon Tunggu... -

Menulis dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi dan Prabowo Tersandera

18 Mei 2014   20:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:24 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Perjalanan perpolitikan indonesia semakin hari semakin seksi untuk diperbincangkan, selogan lain coba ditampilkan oleh Joko Widodo (JOKOWI) dengan kata kunci ‘kerja sama’. Safari politik terus dilancarkan oleh petinggi partai politik, kesamaan platfom dan misi kebangsaan coba dikawinkan oleh para elit politik. Tak pelak, wacana ini menjadi corong sehabis pertemuan terjadi.

Perkawinan demi perkawinan pun terjadi antar partai, bahkan sebelum pemilihan legislatif di tabuh, Suryadarma Ali telah membuat manufer politik dengan Prabowo, dengan hadirnya sosok SDA di kampanye Gerindra. Apa hendak di kata, politik transaksional pun tidak dapat dielakan, coba lihat saja apa yang menjadi fakta hari ini. Jokowi dan Prabowo disandra oleh partai-partai koalisi.

Walaupun ketika ditanya kepada kedua sosok ini mereka selalu mengatakan bahwa ini bukan traksaksional, ini bentuk kerja sama kita. Misanya saja apa yang dikatakan oleh prabowo yang belakangan belum mengakui kalau Hatta Rajasa adalah sosok Cawapres prabowo karena belum dibicarakan dengan peserta kualisi.

Jokowi juga berstatus yang sama, dia belum cukup siap untuk mengumumkan siapa sosok pendampingnya karena menunggu hasil rapimnas golkar. Padahal kalau kita kaji dengan pikiran yang jernih bahwa tidak ada pengaruhnya antara pengumuman cawapres pendamping jokowi dengan rapimnas golkar. Namun inilah kenyataannya, golkar secara tidak langsung memaksa jokowi untuk tidak mengumumkan siapa nama cawapres sebelum selesainya rapimnas golkar.

Ini menunjukan bahwa partai politik secara tidak langsung menyandera Capres yang sedang menunjukan geliat politiknya. Artinya, selogan kerja sama bukan atas dasar transaksional itu hanya tinggal slogan yang sangat berbanding terbalik dengan realitas didepan mata kita.

Jadi, kalau ada kata-kata yang keluar dari elit partai bahwa ini demi bangsa, ini demi negara, ini demi rakyat dan demi-demi lainnya, itu hanya sandiwara politik tak bermakna untuk ditiru dan diasumsikan mejadi kenyataan. Wallahu`allambisawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun