Mohon tunggu...
Daeng Taba
Daeng Taba Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ustadz Felix Siauw dan "Smartphone" Xiaomi

11 Desember 2017   15:57 Diperbarui: 11 Desember 2017   17:48 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di penghujung Tahun 2014, Xiaomi pertama kali menggebrak pasar smartphone tanah air melalui flash sale di Lazada, konon flash sale tersebut berhasil menjual 85.000 unit hanya untuk satu type dalam waktu kurang dari dua bulan.

Nilai penjualan yang cukup fantastis untuk ukuran hape china, belum lagi mengingat saat itu Xiaomi belum dikenal luas. Rupanya citra hape china yang selama ini dipandang sebelah mata, tidak berlaku untuk smartphone keluaran Xiaomi. Bagi saya, fenomena #mending_xioami ini merupakan sesuatu yang istimewa, menjadi salah satu pelanggan pre-order pertama Xiaomi melalui flash sale membuat saya bangga.

Setelah melihat perkembangan pasar smartphone saat ini, menurut saya citra hape china sudah berubah, yang awalnya dipandang sebelah mata kini menjadi rebutan. Dan setelah sukses mengantar banyak orang untuk menjatuhkan pilihan pada Xiaomi, dengan membukukan penjualan pribadi lebih dari 60 unit disela-sela kesibukan saya yang cukup padat selama ini ( angka penjualan tersebut sampai tulisan ini dibuat, dan semoga terus bertambah ), membuat semakin yakin kalau saya tidak salah pilih.

Menurut saya sukses Xiaomi mendapatkan tempat di pasar global tidak terlalu mengherankan. secara umum, sebelum seorang pembeli cerdas membeli smartphone, ritual yang biasa dilakukan adalah mencari tahu harga dan spesifikasi dari ponsel yang ingin dibeli, rupanya dua hal ini sangat difahami oleh produsen asal China tersebut.

Xiaomi sejak awal kemunculannya membekali smartphone mereka dengan spesifikasi yang benar-benar menggoda, dengan harga yang jauh di bawah smartphone flagship dari brand lain seperti Samsung, Sony, LG, HTC dan lainnya, meski dengan spesifikasi yang setara.

..................................................................................

Siauw Chen Kwok alias Felix Yanwar Siauw, seorang dai etnis China Indonesia yang lahir di Palembang Sumatera Selatan pada 31 Januari 1984. Pada Tahun 2002 Felix Siauw memutuskan untuk bersyahadat.

Setelah menemukan kebenaran Agama Islam, Felix Siauw tidak berhenti dan berdiam diri, sebagai pribadi pembelajar, Felix Siauw terus menuntut ilmu dan berguru, memenuhi dahaga akan cahaya kebenaran yang selama ini dia rasakan.

Beberapa buku kemudian berhasil dia tulis, membuktikan keteguhan dan pendalaman ilmu agama yang telah merubah hidupnya, diantara buku-buku Felix Siauw yang sudah beredar di pasaran, antara lain ;

  • "Beyond The Inspiration"
  • "Muhammad al-Fatih 1453"
  • "How to Master Your Habits"
  • "Udah Putusin Aja"
  • "Yuk Berhijab"
  • "The Chronicles of Ghazi ; Rise of The Ottomans"
  • "Khilafah Remake"

Salah satu buku Felix Siauw berjudul "Khilafah on Progress" ditarik dari peredaran, hingga kemunculannya di Acara Indonesia Lawyers Club ( ILC ) pada Selasa malam ( 5/12/2017 ) pada akhirnya membuat sosok Felix Siauw banyak dibicarakan, viral dan fenomenal.

Siauw Chen Kwok alias Felix Yanwar Siauw yang lebih populer dengan panggilan Ustadz Felix Siauw adalah orang China. Di Indonesia, sejak zaman Belanda stigma dan perlakuan tidak menyenangkan kerap ditujukan kepada etnis Tionghoa, dan sepertinya stigma tersebut masih terus melekat hingga zaman now, hal itu belakangan semakin terasa dengan fenomena Ahok serta maraknya imigran gelap dan tenaga kerja asing dari China yang terus menjadi topik lini masa media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun