Tanggal 29 Juli 2010 di Makassar. Setelah menikmati kue buroncong khas Makassar, saya memilih berdiri di sudut ruang terbuka milik Yayasan Bakti. Masih dengan air mineral di tangan. Tamu malam itu membludak. Seraya mengobrol dengan Luna Vidya saya perhatikan Arfan Sabran, sutradara muda yang menceritakan makna film dokumenter bagi korban konflik Poso.
"Film bisa menjadi wajah mereka, harapan dan suasana batin mereka", begitu katanya. Film dapat menjadi media penyambung lidah perdamaian, begitu pesannya.
Lalu beberapa saat kemudian, saya merasakan suasana yang beda. Cair dan mengasikkan saat Heru Wahyu Anggoro, lelaki berkacamata asal Bogor bercerita tentang kiprahnya sebagai "fasilitator" bagi tumbuh kembangnya daya kreasi komunitas. Dia seperti menghipnotis puluhan tamu pada acara TEDxMakassar. Dia mengupas contoh-contoh dan derivat praktek "logika otak kanan dan kiri".
Heru sangat persuasif. Dia ingin katakan bahwa tidak ada alasan untuk kita berkeluh kesah. Saatnya untuk kreatif, saatnya untuk menyelaraskan gagasan dalam wujud. Saatnya memaksimalkan fungsi otak kanan, bukan semata aspek teknis, rigid dan pasti seperti yang banyak dimainkan otak kiri.
Dia juga menyorot kata "fasilitasi" yang kerap digunakan (dan disalahtafsirkan) oleh praktisi LSM, akademisi bahkan pada pamong pemerintah. Dari sisi makna, kata ini berasal dari kata facile yang sejatinya mempermudah "persoalan".
"Banyak dari mereka yang berharap menjadi fasilitator yang baik ternyata malah menambah runyam subyek yang difasilitasinya," Kata Heru. "Bukan hanya mempermudah tapi seorang fasilitator mesti menguatkan, menyadarkan sesiapa saja untuk aktif, untuk kreatif," Katanya. Bagaimanapun, fasilitasi, apakah itu untuk masyarakat atau sesiapa, mesti memberikan dampak.
Bagaimana caranya? Ini dapat berwujud saat orang-orang percaya bahwa, kata-kata dapat mencipta dunia. 1.Words Create World. Kedua, Image inspire action! Gambar dapat mengispirasi tindakan.
"Coba tanyakan kepada para tukang ojek. Bagaimana usahanya selama ini. Sebagian besar atau sekitar 80 persen tukang ojek pasti akan mengeluh,". Dapatkah kita menghapus semua keluhan dengan lebih kreatif melihat keadaan? Itu yang dimaksudkan Heru tentang berpikir positif dan bertindak positif dengan kreasi dan melakukan perubahan.
***
Uraian di atas adalah bagian dari program TEDxMakassar yang difasiitasi oleh Yayasan Bakti Makassar pada 29 Juli 2010. Bakti memediasi refleksi Syaifullah Dg Gassing dari Komunitas Blogger Makassar, Yosi Karyadi dari Mercurius FM, Andi Ummu Tunru, seniman sekaligus figur penting di balik Dewan Kesenian Makassar.
Yayasan BaKTI mengadakan acara TEDxMakassar pada tanggal 29 Juli 2010 mulai pukul 18.00-21.00 wita bertempat di halaman belakang Kantor BaKTI Makassar. Tema dari acara TEDxMakassar adalah Komunikasi Kreatif. TEDx adalah sebuah program acara lokal yang diadakan secara swadaya untuk mengajak orang berbagi ide yang layak disebarluaskan. Acara lokal yang dikelola secara swadaya ini dikenal dengan TEDx. x=acara yang diselenggarakan secara independen.