Mohon tunggu...
MFL
MFL Mohon Tunggu... Pembelajar #FeedScince #HijauanPakan #CattleBreeding #Feedtech 🌿🐂

Go

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Indonesia akan Impor 30.000 Indukan Sapi dari Selandia Baru!

24 April 2015   11:10 Diperbarui: 16 Agustus 2015   13:11 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Indonesia akan Impor 300.000 Indukan Sapi dari Selandia Baru, Bersiapsiagalah Rakyat Indonesia!

 

 

 

Seperti yang dilansir oleh media nasional Koran Sindo 20/04/2015 bahwa Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan kerjasama dengan Pemerintah Selandia Baru dalam rangka swasembada pangan termasuk produk peternakan. Menteri Pertanian Amran Sulaiman bertemu dengan Duta Besar Selandia Baru Trevor Matheson pada kegiatan World Economic Forum (WEF) Grow Asia Forum di Jakarta, Minggu (19/04). Menteri Pertanian Kabinet Kerja Jokowi-JK ini mempersiapkan Memorandum of Understanding (MOU) kerjasama subsektor peternakan dan holtikultura dimana menjalin hubungan bilateral kedua negara, Selandia Baru mengekspor 300.000 bibit sapi Indukan ke Indonesia dan Indonesia mengekspor komoditas buah tropis seperti mangga, salak dan manggis ke Selandia Baru.

 

Pengadaan bibit indukan sapi menjadi perhatian pemerintah karena Indonesia keterbatasan populasi induk sapi lokal. Bibit sapi merupakan sapi mempunyai sifat unggul dan mewariskan serta memenuhi persyaratan tertentu untuk dikembangbiakkan. Indukan sapi mempunyai peran dalam hal peningkatan populasi sapi jika telah diperiksa alar reproduksinya baik dan produktif dalam melahirkan anak sapi (pedet).

 

Potensi indukan sapi lokal Indonesia sebenarnya bisa bersaing dengan perbibitan sapi dari luar negeri tinggal perbaikan dari pemerintah Indonesia dengan populasi sapi Indonesia. Indonesia memiliki sapi lokal yang memiliki kualitas unggul dari segi rendah lemak (marbling) seperti sapi bali, sapi peranakan ongole (PO), sumba ongole (SO), sapi madura, sapi aceh, sapi kupang, dll. Program pemurnian sapi lokal juga sudah diterapkan oleh pemerintah agar terwujudnya kelestarian populasi ternak (plasma nuftah) utama sapi lokal yang menjadi kebanggaan dari rakyat Indonesia.

 

Kementerian Pertanian era SBY-Boediono yang dipimpin oleh Suswono dengan program andalannya Program Swasembada Daging Sapi/Kerbau 2014 (PSDSK 2014) yaitu terpenuhinya kebutuhan penyediaan daging sapi/kerbau yang berasal dari produksi lokal (dalam negeri) sebesar 90 % dan 10 persen sisanya dipenuhi dari impor. PSDSK 2014 belum mencapai tujuannya tetapi proses dalam pencapaian tujuan sudah hampir terpenuhi. Tetapi perlu perbaikan dari berbagai aspek salah satunya soal perbibitan dan pengembangbiakan sapi lokal (breeding) yang notabene pelaksana teknis programnya adalah peternak lokal, otomatis yang dibebani untuk mewujudkan cita-cita swasembada adalah peternak lokal yang dimana pelaksanaan lapangannya masih terbatas  dalam hal pengetahuan serta penerapan dalam hal teknologi perbibitan. Pemerintah harus memperhatikan stakeholder dalam mewujudkan cita-citanya dalam hal swasembada karena yang terjadi di lapangan adalah pengurasan atau depopulasi sapi lokal akibat meningkatnya permintaan daging terutama pada musim Idul Qurban, ramadhan sampai Idul Fitri.

 

Pemerintah sebelumnya telah menjalankan program sinkronisasi berahi nasional dalam peningkatan populasi sapi yang dimana pada tahun 2013 yaitu 15.981.000 yang terus terkuras sampai pertengahan 2015 saat ini. Ironinya program sinkronisasi berahi terjadi banyak permasalahan di lapangan salah satunya adalah kurangnya sapi indukan yang bisa diikutkan dalam program sinkronisasi berahi dan pelaksanakan Inseminasi Buatan (IB).

 

Niat baik pemerintah dalam hal inovasi baru dalam program perbibitan sapi yaitu mencoba menjalin kerjasama kepada negara yang ingin memasukkan sapi Indukannya ke Indonesia perlu diapresiasi tapi harus memperhatikan beberapa aspek yaitu sapi indukan impor apakah cocok dengan kondisi lingkungan Indonesia yang tropis, pengetahuan peternak Indonesia dan penerapan teknologi reproduksi seperti Permerikaan kebuntingan (PKB), Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE), IB Sexing, Invitro Fertilisasi, Penanggulangan gangguan reproduksi, dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan.

 

Pemerintah harus mempersiapkan wilayah untuk pembibitan indukan atau biasa dikenal dengan istilah Vilage Breeding Center (VBC) atau standar dalam hal tatalaksana pengembangbiakan sapi tempat pendistribusian indukan impor, .lalu melakukan sertifikasi bibit dan pengawasan mutu bibit indukan Impor dalam hal produktivitas indukan sapi impor apakah layak atau tidak menjadi bibit dan dikembangbiakkan di Indonesia serta manajemen pembibitan terpadu (Good Breeding Practice) agar bibit indukan sapi yang diimpor dengan jumlah yang banyak tidak merugikan rakyat dan bisa menguntungkan Indonesia dalam jangka panjang dengan terpenuhinya konsumsi daging secara nasional yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

 

Pemerintah Indonesia dalam hal ini ujung tombaknya Kementerian Pertanian perlu memperhatikan sumber daya manusia bidang perbibitan sapi (breeding) dalam rangka mewujudkan cita-cita Swasembada Pangan juga mempertahankan dan penguatan kelembagaan perbibitan Penguatan kelompok pembibit. Impor indukan sapi dari Selandia Baru dapat menstimulus lahirnya investor atau pengusaha nasional untuk mengembangkan usaha pembibitan sapi sehingga Indonesia akan menjadi negara yang memiliki populasi yang terus meningkat sehingga kedepannya bisa mandiri dan menjadi Produsen Sapi baik skala lokal dan internasional.

 

Dalam hal ini Rakyat Indonesia harus bersiap-siaga dengan akan datangnya indukan sapi dari Selandia Baru, apakah menjadi durian runtuh atau akan menjadi beban bagi rakyat Indonesia termasuk dalamnya adalah petani, peternak, akademisi, pengusaha,  aktivis, dan  insan peternakan serta pemerintah. Semuanya tergantung dari kerjasama dukungan dari berbagai stakeholder peternakan agar negara kita bisa menjadi negara yang Bedikari (Beridiri di Kaki Sendiri) untuk masa depan Indonesia yang lebih sejahtera dan mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun