Profesionalisme sebuah pekerjaan memang tak akan pernah mati untuk diperbincangkan. Bak sebuah koin yang harus dapat berdiri tegak di antara dua gambarnya. Tak bisa terlihat ke satu sisi gambar saja. Â Begitulah sebuah gambaran lembaga profesional kita saat ini, KPU dan BAWASLU. Lembaga yang pastinya berdiri tegak dalam ke profesionalisme nya dalam bekerja untuk terjaminnya pelaksanaan hasil dari pemungutan suara yang sah nantinya di 22 mei 2019.Â
Semakin tinggi suatu pohon, maka akan semakin kencang angin yang akan menerpa. Silogisme ini cocok sekali untuk KPU dan BAWASLU saat ini yang terus berusaha menjalankan tugas -- tugasnya secara baik dan profesional, tak sedikit juga oknum oknum yang ingin mengguncangnya.
Tak sedikit guncangan -- guncangan yang dilontarkan oleh oknum -- oknum yang ingin menjatuhkan lembaga profesional agar tak mampu berdiri kembali.Â
Sebagai contohnya bualan pak Asyari Usman yang menyatakan secara lugas adanya yang menipu dan merampok rakyat. Sungguh sangat disayangkan sebuah bualan yang sangat manis keluar dari seorang dengan memiliki wawasan dan pendidikan yang tinggi. Sudah sejauh mana pak Asyari melihat dan meyakini kerja keras serta kinerja KPU dan Bawaslu yang tak patut kita pandang sebelah mata?
Sejak setelah selesainya pemungutan suara, lantas disanalah mulai kinerja profesional dari rekan -- rekan KPU dan BAWASLU semakin memuncak. Keinginan untuk memberikan hasil yang baik dan benar terus diupayakan oleh mereka. Bekerja dari pagi hingga pagi lagi, menahan dari kepentingan pribadi, hingga sampai meninggalkan anak, istri, dan suami untuk sesaat agar pekerjaan tak ada yang salah sampai hal yang terkecil.
Demi menyuguhkan hasil yang profesional, tak sedikit jua istri yang kehilangan suami, anak yang kehilangan bapaknya. Pun mereka tak merengek, karena mengetahui pahlawan mereka bekerja profesional untuk negara dan bangsanya.Â
Lantas dimana kau letakan hati nurani mu wahai Pak Asyari Usman? Dengan cengengnya kau berteriak "rakyat ditipu dan dirampok". Ya sepatutnya lekaslah sadar dan melihat lebih menyeluruh untuk bangsa dan negara ini, bukan sok berteriak seperti pahlawan kesiangan untuk kepentingan recehmu itu.
Disini saya yakin, saat ini Anda sedang banyak kesalahan -- kesalahan dalam melihat atau mempersepsi suatu hal, sehingga pada akhirnya membuat satu penggeneralisasi dalam suatu pandangan. Â Tak menutup kemungkinan pada hasil perhitungan cepat dalam pemungutan suara. Tidak salah bila kita menjagokan pilihan kita, namun akan salah bila kita memaksakan dan mengajak orang lain untuk mengusik usik keyakinan orang lain.
Pada akhir tulisan saya, saya ingin mengajak kita semua untuk sama -- sama mengawal dan menunggu hasil yang sah dan profesional dari KPU dan BAWASLU tanggal 22 Mei 2019 dengan cara yang baik dan benar. Sehingga kita akan dapatkan hasil yang baik dan benar pula untuk Negara dan Bangsa yang kita cintai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H