Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Jajanan Asia ala Kaki Lima La Piazza

29 November 2014   15:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:32 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_338541" align="aligncenter" width="150" caption="Pintu gerbang kuline Asia di La Piazza, Kelapa Gading, Jakut (foto: KPK/Rahab Ganendra)"][/caption]

Kuliner malam hari apalagi rame-rame, merupakan peristiwa menarik dan sangat berkesan. Betapa tidak, selain bisa menikmati berbagai jenis kuliner, juga sekaligus saling mengisi antara sesama rombongan dari kemampuan menjajal kuliner dan rasa kebersamaan dalam menulis hasil reportase dari lapangan yang sama: kuliner dan menulis.

Untungnya sudah ada wadah yang bernama grup KPK, Kompasianer Penggila Kuliner. Di grup KPK ini -- dengan dua komandannya: Bung Rahab Ganendra dan Syaifuddin Sayuti – untuk istilah mendatangi lokasi kuliner disebut “grebek”. Istilah yang pernah akrab di telinga saya saat masih aktif jadi reporter berita kriminal sebuah koran sore ibukota. Ya, sering diajak oleh petugas keamanan untuk “menggrebek” lokasi yang dicurigai tengah berlangsung kegiatan tindak pidana hehehe....

Grebek-menggrebek lokasi kuliner ini sendiri, sebenarnya sudah yang kesekian kalinya dilaksanakan oleh grup KPK ini. Namun khusus untuk saya sendiri, baru untuk kedua kalinya ikut bergabung. Yang pertama waktu “menggerebek” lokasi Festival Kuliner Bekasi bertema “Kampung Wong Kito” di Summarecon Mal Bekasi beberapa waktu lalu.

Pernah sekali nyasar dan gagal tiba di lokasi ketika KPK “menggrebek” kuliner coklat di Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Saya yang datang bersama isteri (Bunda Sitti Rabiah), terpaksa harus balik kanan lagi ke Bekasi hehe....

Makanya begitu ada panggilan (hehehe... mirip cowok panggilan kita nih) pasca heboh gelaran Kompasianival dengan makan gratis berjamaah, Komunitas KPK kembali mengundang anggotanya untuk melakukan penggerebekan tempat makan. Kali ini giliran Jakarta Street Food Festival di La Piazza, Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, yang digerebek hari Rabu (26/11). Tentu saja, kesempatan ini tidak boleh dilewatkan. Kenapa? Ya makan gratisan hahahaha....

[caption id="attachment_338543" align="aligncenter" width="200" caption="Foto: dok Nur Terbit -- Mejeng sebentar di depan VW Combi jadul yang dipajang di arena kuliner La Piazza ini"]

1417223850527616833
1417223850527616833
[/caption]

*****

Berdasarkan daftar hadir yang ada di TKP (tempat kompasianer pesta), ada 6 orang petugas KPK yang punya waktu luang hadir dari 15 jatah anggota yang diundang. Masing-masing Syaifuddin Sayuti, Rahab Ganendra, Sutiono Gunadi, Fitri Rosdiani, dan saya bersama istri Bunda Sitti Rabiah. Belakangan muncul sosok Tigor Simanjuntak. Selama penggerebekan kami ditemani mbak Indri dari La Piazza. “Ini adalah gelaran KPK gerebek kedua di La Piazza setelah sebelumnya menggerebek Jakarta Barbeque Festival,” kata Syaifuddin Sayuti yang akrab dipanggil Mas Udin ini .

Saya tiba di lokasi usai beduk dan adzan Magrib. Padahal berangkat dari rumah di Bekasi menunggang “kuda besi” berboncengan mantan pacar, sejak hore hari. Lah, mampir di mana ya? Hahaha..... sengaja memacetkan diri di jalan ibukota Jakarta yang memang sudah terbiasa macet. Di La Piazza, rupanya sudah lebih awal datang Mas Udin dan Mas Rahab. Sempat saling mencari di tengah lautan manusia lain sesama penggila kuliner.

Tidak terlalu repot mencari lokasi ini. Maklum sewaktu masih bertugas sebagai reporter di wilayah Jakarta Utara, Kelapa Gading adalah termasuk “daerah jajahan” saya dalam mencari berita. Waktu itu Kelapa Gading belum seramai sekarang, masih hamparan sawah dan baru ada komplek perumahan karyawan walikota dan kantor Camat dan Polsek Kelapa Gading. Sudah lama sekali sehingga ketahuan banget ya angkatan tahun berapa saya ini hahaha....

Meski La Piazza tidak asing lagi bagi saya, tapi mencari anggota KPK yang lain di tengah lautan pengunjung, ibarat mencari jarum di tumpukan jerami. Atau meminjam judul drama radio era jadul, ibarat mencari “Butir-butir Pasir di Laut”. Susah-susah gampang. Yang memudahkan sebab sudah ada alat komunikasi canggih melalui perangkat handphone.

Dengan “berhalo-halo” sejenak, meja pesanan untuk anggota KPK segera saya temukan. Berada di tengah persis depan panggung utama yang biasa digunakan untuk penampilan live musik. Di meja tersebut, sudah duduk Mas Udin, Mas Rahab dan Mbak Indri dari PR La Piazza.

Sekeliling kami memancar suasana Asia yang sangat dominan. Sejumlah menu makanan dari negera Asia seperti Korea, Jepang, Hongkong, Thailand dan China. Ada becak Tiongkok yang di negaranya disebut Rick Shaw. Penumpangnya duduk manis dan ditarik manusia sambil berlari. Mengingatkan film dari jago kungfu Jet Lie atau Jacky Chen. Alat transportasi tradisional China ini menyambut pengunjung di pintu masuk. Sejumlah aksara kanji dan China turut pula menghiasai lokasi grebek ini.

“Konsepnya sama saja dengan beberapa kali kami menggelar festival kuliner baik di Bekasi, Serpong atau di Kelapa Gading. Tapi khusus kali ini kita coba dengan menu khas Asia,” kata Mbak Indri. Nah, sambil memperkenalkan diri masing-masing, segera mbak Indri membagikan “perlengkapan tempur”-nya: uang belanja berupa kupon dari uang kertas untuk kuliner di setiap booth peserta. Asyik gak? Hahaha... grebek dimulai...

[caption id="attachment_338544" align="aligncenter" width="300" caption="foto: dok Nur Terbit -- Sepasang suami-istri Kompasianer anggota KPK penikmat kuliner Makassar ikut berbaur di menu kuliner Asia ini"]

14172240141436635337
14172240141436635337
[/caption]

Sekedar informasi, untuk mencicipi aneka makanan di area festival, pengunjung mesti menukarkan uang dengan kupon yang menyerupai uang kertas di ticket box di pintu masuk. “Uang mainan yang didesain mirip uang monopoli itu memiliki nominal seribu hingga sepuluh ribu rupiah. Uang ini merupakan alat tukar-menukar yang sah di area festival. Dengan uang tersebut kita bisa membeli aneka jajanan sesuai keinginan,” kata Mas Udin. Rupanya si kawan satu ini, sudah piawai dalam berburu kuliner. Tidak heran jika beliau cocok berdampingan dengan Mas Rahab, mengelola KPK ini. Dengan KPK asli, saya kira Abraham Samad juga putus hahaha....

[caption id="attachment_338546" align="aligncenter" width="300" caption="foto: Rahab Ganendra "]

14172241871571993581
14172241871571993581
[/caption]

Saya bersama istri sempat bingung memilih jajanan. Setelah berkeliling melihat dari satu booth peserta ke booth peserta lain yang umumnya bernuansa Asia itu. Akhirnya karena kami memang belum makan malam, akhir berdua mampir di sebuah booth yang gampang dan praktis. Segera memesan makanan 2 porsi, dua botol minuman ringan dan segera balik ke meja awal tempat berkumpul para anggota KPK.

“Lah, bukannya mencari menu Asia? Ini koq gak jauh-jauh juga nyari makanannya?,” kata Mbak Indri seperti terkejut, ketika kami berdua sudah meletakkan makanan 2 porsi sate Padang di atas meja. Istri saya Bunda Sitti Rabiah mencoba mendekati Mbak Indri lalu terlihat berbisik. Yang dibisiki tertawa. Rupanya pertimbangannya praktis saja, mencari menu yang bisa segera mengenyangkan. Adapun menu yang lain, untuk episode berikutnya: Mau dibawa pulang sekalian persiapan sarapan pagi esok harinya. Kali ini Mbak Indri kembali tertawa.

Menu pilihan masing-masing anggota KPK, kemudian seperti dikomando, lalu digelar di atas meja dan langsung diabadikan melalui kamera masing-masing. Dari jajaran makanan lokal, ada ketoprak Ciragil yang kondang, bakso Radja, sate padang, bebek goreng Suryo, mie Karet, Sate Blora, kue cubit, cilok.Untuk sajian makanan manca negara ada sushi, ramen, klapertart, hingga es campur ala Thailand.

Mas Udin datang membawa menu pilihan pembukanya: bakso Radja. “Saya pilih ini karena udara mulai dingin di sore hari, sepertinya cocok mengunyah makanan berkuah seperti bakso,” alasannya. Semangkuk bakso campur porsinya cukup besar. Ada 2 bakso telur dan urat berukuran besar. Selain itu ada pula bakso kecil-kecil, serta tahu berukuran jumbo.

Sementara Mas Rahab muncul denganbebek goreng suryo. Sedang Mas Udin memegang es krim Hong Tang, hingga Thailand Go Go. Jajanan berupa es krim dihiasi bendera kecil bertuliskan “Thai Go Go” ini membuat penasaran lantaran dikemas dengan cantik. Padahal isinya es campur  biasa  sama dengan es campur ala Indonesia. Hanya bedanya, ada potongan ubi kukus yang menjadi salah satu toppingnya. Yang unik es campur ini ditaruh dalam wadah batok kelapa. Kelihatan beda dari es campur Indonesia yang umumnya ditaruh dalam wadah mangkuk atau gelas.

Melihat serunya pilhan menu jajanan masing-masing, istri saya Bunda Sitti Rabiah langsung tertarik mengikuti jejak Mas Udin. Dia segera ikut antrean memesan es krim unik gaya Thailand ini.Saya tak melihat Bung Tigor menghilang kemana, hanya Mbak Fitri datang membawa semangkuk Bakmi Ayam Karet Krekot. Sambil mencicipi hidangan jajanannya, Fitri bercerita kalau “uang monopoli” yang dipakai belanja masih tersisa banyak. Sayangnya setiap kali belanja jajanan, pemilik booth tidak menyediakan uang kembalian sehingga pembayarannya “bablas” begitu saja. “Bakmi Ayam ini seharusnya masih ada kembalian Rp4 ribu lagi, tapi ya sudahlah...,” kata Fitri.

[caption id="attachment_338547" align="aligncenter" width="300" caption="foto: Nur Terbit -- Mengamati daftar menu sebelum mulai jajan"]

14172243471676644680
14172243471676644680
[/caption]

Situasi ini rupanya sempat juga dicermati Mas Udin. Dalam artikel yang ditulisnya usai grebek KPK ini, Mas Udin menulis saran seperti ini. “Kalau boleh melayangkan sedikit kritik pada penyelenggara, sebaiknya semua tenant peserta JSFF diberikan stok uang kertas yang sama banyak, sehingga tak ada kasus belanja tak ada kembaliannya. Meski kembaliannya jumlahnya kecil tapi cukup mengganggu”. Setuju Mas Udin untuk perbaikan ke depan.

Komandan KPK, Mas Rahab Ganendra mengatakan, kunjungan ke La Piazza Kelapa Gading, Jakarta Utara iniadalah kegiatan aksi Kompasianer Penggila Kuliner (KPK) Gerebek memasuki angka 7. KPK sendiri kata peraih “Kompasianer Terbaik 2014 Bidang Fiksi” ini adalah wadah bagi para blogger yang suka menulis soal tema kuliner.

KPK Gerebek 7 ini katanya, artinya tim elit pasukan KPK telah ‘mencokok’ 7 lokasi penyedia menu kuliner. Dari area Jakarta, Bekasi hingga Bogor. Target ke 7 KPK Gerebek kali ini adalah di La Piazza, Sentra Kelapa Gading, Jakarta. Tercatat lebih dari 30-an booth menyediakan menu kuliner beragam. Menu nusantaranya meliputi Bebek Goreng (menu kesukaanku), Sate Padang Pariaman, Sate Blora Cirebon (Aneh yaa namanya), Mie Jawa, Bakso Raja, Martabak, Aneka Gorengan (bakwan jagung, sosis, tempe mendoan, bala-bala) dan lain-lain.

14172241332037316178
14172241332037316178

Sementara menu Asia tercatat ada Hot Star, Auntie Anne, Donburi&Udon by Kenji Sushi, Classic Pizza Cone, Shao Kao, Thai Go Go, Kimchi Heaven, Thai Alley. Ada juga Food Truck yakni makanan yang dijual di atas mobil. Ada Kopi Oey Mobil Comby. Juga dari Yayasan Budha Tzuci yang menyajikan Vegetarian Food.

Menjelang jam tutup La Piazza pukul 21.00 WIB, kami semua pamit pada Mbak Indri dan berterima kasih sudah diundang ke kuliner Asia ala Jakarta Street Food Festival. Bagi yang berminat ikut mencici menu gaya Asia ini, acaranya masihberlangsung hingga Minggu 30 November 2014.

#‎JSFFLpz #SalamLahab #SalamKenyang!!!

salam

@Nur_TERBIT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun