[caption id="attachment_297894" align="aligncenter" width="242" caption="Berpose bersama Direktur Diseminasi Informasi BNN, Drs Gun Gun Siswadi, M.Si dengan peserta diskusi narkoba usai acara (foto dok Blogger Reporter Indonesia)"][/caption]
Rezeki, peluang kerja dan kesempatan berkarya itu, bertebaran di mana-mana ternyata. Termasuk dari menulis tentang bahaya dan dampak dari mengkonsumsi narkoba. Gak percaya? Berikut ini pengalaman pribadi yang saya tulis dalam sebuah catatan harian. Semoga bermanfaat.
Setelah "pensiun dini" dan lepas status sebagai wartawan atau karyawan Harian Terbit (Pos Kota Grup) pasca koran sore ini dijual oleh pemiliknya, Allah memberikan banyak peluang dan lapangan kerja bagi teman-teman wartawan dan karyawan eks Harian Terbit, terutama mereka yang tidak terpakai (tidak diikutkan) bekerja di menejemen baru.
Ini semua karena merasa berangkat dari nasib dan takdir yang sama sebagai sesama pekerja media eks Harian Terbit yang belakangan ternyata "terbenam" itu. Lebih jauh dari, juga karena kesadaran oleh pengaruh semangat untuk tetap eksis, atau untuk tetap berjuang mempertahankan keterampilan, keahlian dan meneruskan perjuangan mencari nafkah untuk keluarga.
Alhamdulillah, rezeki, peluang kerja dan kesempatan berkarya itu memang gak harus ke mana-mana. Ada bagian dan jatah masing-masing bagi siapa pun setiap hamba Allah. Meski tentu saja, tak harus, atau tak lagi berada dalam satu kapal bernama mass media. Baik cetak atau versi online sekalipun.
[caption id="attachment_297897" align="aligncenter" width="346" caption="Peserta terlihat serius mengikuti pemaparan bahaya narkoba dari BNN (foto dok BRID)"]
Sayalah contohnya. Selepas dari koran Harian Terbit, Alhamdulillah teman-teman sesama jurnalis maupun relasi lama semasa aktif meliput berita di lapangan, menawarkan pekerjaan dan membuka peluang kerja untuk bidang pengelolaan media. Ada yang mengajak menghidupkan media yang sudah lama mati, ada yang minta meneruskan hidup media yang pemiliknya beralih ke dunia politik sebagai calon legislatif, atau melahirkan media baru dengan segala sesuatunya dimulai dari titik nol.
Bahkan, nah ini yang luar biasa saya kira. Ada teman atau relasi yang mengajak untuk ikut mengelola usaha yang tak ada kaitannya dengan kemampuan dan keahlian saya dari sebelumnya: bisnis narkoba. Naudzubillahi min zaliq ...
"Gak deh," kata saya kepada teman yang sekaligus relasi itu.
"Emang sih untungnya banyak. Dalam sekejap bisa kaya raya. Itu kalau lancar dan gak ketangkap polisi, hehehe.... Sudahlah. Biarpun hidup saya selama ini melarat, gak bakalan mungkin saya jalani pekerjaan sebagai pengusaha narkoba. Emang gak ada lagi pekerjaan, apa?".
"Ini juga pekerjaan, Nur. Bahkan cocok dengan keterampilan dan duniamu. Pokoknya ini adalah habitat kamu, Nur," bujuk teman tadi. Bisnis narkoba koq katanya kembali ke habitat? Dari mana ceritanya?.
Singkat cerita, "bisnis" menyangkut narkoba ini pun akhirnya saya jalani dengan "enjoy" dan tentu saja menghasilkan rupiah. Bersama teman-teman blogger -- komunitas penulis di dunia maya via internet di blog -- terpilih sebagai salah satu peserta yang ikut dalam proyek penulisan 10.000 halaman bertema narkoba dengan hastag #IndonesiaBergegas ini.