[caption id="attachment_183616" align="alignleft" width="501" caption="(Foto Ilustrasi : NAH)"][/caption] Meresahkan, balapan liar di kawasan PT JIEP Aksi trek-trekan (balap sepeda motor secara liar), belakangan ini kembali marak di kawasan industri PT JIEP (Jakarta Industrial Estate Pulogadung), Jakarta Timur. Meski berkali-kali sudah ditertibkan petugas, namun seolah para pembalap tersebut tak bergeming. Lokasi yang sering dijadikan arena balapan liar ini, antara lain adalah sepanjang Jl Pulogadung, dimulai dari depan percetakan PT Metro Pos (yang mencetak harian Pos Kota), hingga putaran atau bundaran arah pintu keluar Buaran. Ironisnya, lokasi balapan justeru tak jauh dari kantor Pos Polisi Kawasan Pulogadung. "Sudah sering dioperasi tuh, Mas. Baik petugas polisi maupun keamanan PT JIEP. Kalau lagi dioperasi, sementara berhenti. Tapi petugas pergi, mulai balapan lagi deh," kata Tomi, tukang ojek yang mangkal tak jauh dari lokasi aksi trek-trekan. Keberadaan aksi liar ini, ternyata meresahkan sejumlah karyawan dan pengusaha sejumlah pabrik di kawasan tersebut karena menimbulkan suara bising. Selain itu, juga mengganggu arus lalulintas kendaraan yang lalulalang karena sepanjang jalan dijadikan arena balapan dan parkir motor para penonton balapan. "Suara motornya berisik, kendaraan susah diparkir. Yang paling mencemaskan, karena balapan berlangsung hingga malam hari, dan motor mereka tidak dilengkapi lampu depan. Kan bahaya kalau tiba-tiba ada pejalan kaki yang menyebarang?, " keluh seorang pengusaha konfeksi. Aksi yang digelar setiap Minggu sore hingga petang ini, menurut Tomi, lokasinya berpindah-pindah setiap kali dirazia. Beberapa kali terjadi kecelakaan karena pembalapnya terjatuh, tidak jarang juga terjadi tabrakan karena penonton memadati sepanjang jalan. Menurut keterangan, para pembalap liar ini sebelum pindah ke kawasan industri Pulogadung, dulunya trek-trekan di depan Kantor Walikotamadya Jakarta Timur, Pulogebang, Cakung. Sekarang sudah berhenti karena dibangun jalur busway . Rata-rata usia mereka masih di bawah 17 tahun dan tidak memiliki SIM. Selain itu, aksi tersebut juga kerap dijadikan ajang taruhan. Sejumlah karyawan sudah berulangkali mengeluhkan aksi trek-trekan yang dilakukan para remaja tersebut. Mereka meminta agar aparat Polsek Cakung dan petugas keamanan PT JIEP untuk melakukan penertiban. “Petugas jangan bosan berjaga-jaga jangan sampai trek-terak itu seolah-olah tidak takut diraziah. Petugas perlu ditempatkan di sejumlah titik dan juga berpatroli,” kata karyawan. (aliem) salam, NAH http://www.aliemhalvaima.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H