Ada masa ketika sebagian orang mendadak panik, atau mungkin tidak panik tapi hanya merasa saja. Atau bahkan ada yang tidak peduli sama sekali dengan situasi ini, dimana sebagian orang lagi panik.Â
Panik yang saya maksud ini, memang tidak semua orang merasakannya, atau tidak "engngeh" kalau sebagian orang sudah pada panik. Padahal, dia seharusnya ikut rombongan kami -- orang-orang yang lagi panik.Â
"Saya tidak merasa panik karena beberapa hari ini gak buka-buka Facebook. Sibuk ngurusin sekolah karena menjelang libur dan persiapan penerimaan murid baru, " kata istri saya yang sehari-hari guru anak usia dini, sesekali dosen di kampusnya untuk calon guru anak usia dini.Â
Eh iya. Saking paniknya juga, saya sendiri lupa dengan apa yang sebenarnya saya mau bahas di cerita ringan kali ini.
Ini bukan panik karena tiba-tiba perolehan suara Pemilu membengkak di satu sisi, sementara di sisi lain malah menyusut.Â
Juga bukan panik karena tiba-tiba Sembako mahal, telur, antre beras murah atau operasi pasar. Menyusul tarif tol mau naik dan pasti bakal disusul ongkos transportasi juga naik. Bukan!Â
Ternyata hanya karena gara-gara ini.. Nah ini baru nyambung. Hanya karena gara-gara Facebook "menghilang", mendadak sebagian orang menjadi panik.Â
Saat Kepanikan Datang
Paling tidak, adanya "panik massal" ini bermula dibocorkan oleh Kang Pepih dari tulisan status di laman Facebooknya Pepih Nugraha II.Â