Repotnya lagi, dunia olah raga koq terkesan sudah dimasuki dunia politik. Siapa yang berkuasa, di era pemerintahan siapa stadion JIS bangun, sudah campur-baur seperti "bubur ayam".
Coba saja. Kalau Anda misalnya mau makan bubur ayam yang baru dihidangkan. Tentu perlu hati-hati. Pelan-pelan. Gak bisa main seruduk, langsung main sendok buburnya. Kan masih panas. Iya tokh?
Jadi, cara makan bubur panas itu biasanya dimulai dari pinggir dulu nyendoknya. Baru pelan-pelan ke tengah yang masih panas. Ada juga bubur ayam yang langsung diaduk. Ini maksudnya biar bawang goreng, seledri, sambal, kecap, santannya, dan daging ayam yang sudah dituir-tuir (dipotong, disobek) menyatu dengan bubur.
Konyolnya lagi, di mangkok "bubur ayam" ini sudah bercampur bawang goreng, seledri, kecap, sambal, air santan. Satu lagi, meski namanya bubur ayam, tapi ayamnya gak ada, hanya daging yang "dituir-tuir" hehehe..
Sebelum jadi stadion JIS, lokasi ini adalah taman luas yang dibangun era Gubernur DKI Wiyogo Atmodarminto. Juga saya sudah tulis seperti di link berita di bawah ini:
Nah inilah foto-fotonya, sekalian saya mampir ke "tetangga" JIS, yakni gedung Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang juga tidak kalah megahnya dengan JIS. Mampir mendampingi klien bersidang.
Bicara soal kisah perjalanan sebuah stadion olah raga, tidak bisa dilupakan nasib Stadion Mattoanging, Kota Makassar, Sulsel.
Stadion  Mattoanging (setelah ganti nama jadi stadion Andi Mattalatta hehe..) kini sudah rata dengan tanah, terkubur bersama ambisi penguasa hehehe...
Berikut video reportase saya terkait kondisi Stadion Mattoanging Makassar saat awal dibongkar atau dirubuhkan.