Pak Aritonang dan Cerita Saya Tentang "Anak Masjid"
Tulisan ini semula berjudul "Anak Masjid" yang saya kembangkan dari postingan di akun Facebook (FB) saya sendiri, edisi 5 November 2021 atau setahun yang lalu.
Lahirnya tulisan ini, terus terang, juga karena terinspirasi dari status FB Pak Baharuddin Aritonang, yang berkisah tentang masjid, edisi yang sama hari itu juga, diunggah ke FB 5 November 2021.
Dari tulisan saya selama ini, rupanya saya keliru menulis "mesjid" untuk kata "masjid". Padahal kata yang benar dan baku menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah "masjid" dengan menggunakan huruf "a" seperti yang ditulis pak Aritonang dalam status FB-nya.
Jadi, bila ingin menggunakan kata ini dalam penulisan, gunakanlah kata "masjid". Sebab kata yang benar dan baku adalah "masjid". Arti kata "masjid" menurut KBBI adalah: "rumah atau bangunan tempat beribadah umat Islam".
Oh iya. Dalam status FB Pak Aritonang -- beliau mantan anggota DPR-RI dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) ini yang rajin menulis, juga bukunya banyak -- bercerita tentang ada masjid (sudah benar penulisannya kan? masjid bukan mesjid) yang memuliakan tamu dengan menyediakan kasur empuk jika ingin menginap.
Begini cuplikan cerita Pak Aritonang yang diunggah di akun Facebooknya.
PADA SEBUAH MASJID
Hari ini sebenarnya banyak kisah yang menarik diceritakan. Bla..bla..bla...(Pak Baharuddin Aritonang mulai bercerita, tapi bagian masjid saja yang saya kutip, berikut ini).