Wartawan, Rektor, Cendekiawan: In Memoriam Prof Azyumardi Azra (catatan : Nur Terbit/ Nur Aliem Halvaima).
Hari ini Senin 19 September 2022 saat tulisan ini mulai saya ketik, berbagai berita menarik dan menyedot perhatian publik di Indonesia.Â
Salah satunya, peristiwa meninggalnya dan proses pemakaman Prof Azyumardi Azra, mantan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) -- sekarang Universitas Islam Negeri (UIN) -- Syarif Hidayatullah Jakarta dan terakhir sebagai Ketua Dewan Pers. Pada hari yang sama, juga bersamaan pemakaman Ratu Inggeris, Elizabeth.Â
Ya, hanya kebetulan saja pada Senin siang ini pula, ditentukan nasib pengajuan banding Irjen Pol Ferdy Sambo (FS), mantan Divisi Propam Polri, yang dipecat karena terlibat sebagai tersangka atas tewasnya Brigadir Joshua. Ikut jadi tersangka juga 4 orang lainnya, termasuk istri FS, Putri Candrawathi (PC).
Tentang meninggalnya Prof Azra -- sapaan akrab Prof Azyumardi Azra -- saya mempunyai catat kecil sebagai mahasiswa beliau saat menjadi Rektor UIN Syarif Hidayatullah, juga sebagai wartawan junior saat Prof Azra duduk sebagai Ketua Dewan Pers.
Saya juga menulis tentang kabar meninggalnya Prof Azra : "Ketua Dewan Pers Profesor Azyumardi Azra Wafat di Malaysia Saat Hadiri Konferensi Internasional Kosmopolitan Islam": (Sumber)
Juga suasana kerabat keluarga menunggu jenazahnya dipulangkan ke Indonesia dari Malaysia: "Menunggu Jenazah Prof Azyumardi Azra dari Malaysia, Rumah Duka di Tangerang Ramai Didatangi Kerabat". (Sumber)
Selamat jalan Prof Azra!
Saya mengenal Prof Azra sedikit dekat ketika saya menyelesaikan kuliah S1 saya sambil tetap bekerja sebagai wartawan Harian Terbit (Pos Kota Grup), di Fak Syariah dan Hukum IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, setelah tertunda-tunda di IAIN Alauddin Makassar karena sibuk jadi wartawan.Â
Di IAIN Makassar ketika itu rektornya Abdurrahman Shihab, ayah dari Prof Quraisy Shihab, kakek Najwa Shihab. Kakak senior saya di Fak Syariah adalah Prof Nasaruddin Umar (mantan Wamenag, kini Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta), Prof Salman Maggalatung (guru besar UIN Jakarta dan anggota Komisi Fatw MUI Pusat).Â