Hari itu, saya sekeluarga (anak, istri, dan tante dari istri) sudah stand by menunggu kapal sandar di dermaga Pelabuhan Tanjung Priok. Inilah perjalanan mudik lebaran ke Makassar menggunakan kapal laut.
"Rencananya hari ini kapal seharusnya sudah sandar di Tanjung Priok. Tapi tertunda karena kapalnya terlebih dahulu harus ke Dumai, Kijang, Sumatera menjemput TKI yang mau pulang kampung".
Wow..artinya, besok dong baru kapalnya sandar di Tanjung Priok. Akhirnya saya sekeluarga, juga calon penumpang lainnya yang sudah terlanjur standby, mau tidak mau harus menginap di pelabuhan.Â
Dengan penundaan sehari dari jadual pelayaran ke Makassar, ini berarti tak ada waktu lagi untuk bisa merasakan suasana berpuasa Ramadhan bersama keluarga di kampung?
Sebab kalau berdasarkan jadwal pelayaran, kemungkinan kapal tiba di Makassar tinggal sehari menjelang lebaran. Apalagi karena masih harus mampir lagi transit di Surabaya.
Tapi tidak apa-apalah, pikir saya. Tokh yang penting bisa lebaran bersama keluarga di Makassar. Dalam keadaan normal, pelayaran Jakarta - Surabaya - Makassar bisa ditempuh 2 hari 3 malam.Â
Artinya begitu kapal sandar nanti di Makassar, masih ada waktu sehari menjelang lebaran. Paling tidak masih bisa ikut bergabung di malam takbiran di kampung.
Akhirnya, pelayaran mudik ke Makassar yang ditunggu-tunggu pun tiba. Kapal laut yang membawa saya sekeluarga bersama penumpang lainnya, bertolak meninggalkan pelabuhan Tanjung Priok sore hari.
Esok harinya, kapal tiba di pelabuhan berikutnya. Saya bersama keluarga naik ke anjungan kapal untuk melihat keadaan di luar. Perkiraan saya ini pasti sudah masuk dermaga pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.