PENGALAMAN BERPUASA ALA 'MUSAFIR'Â
Dengan pertimbangan jalan macet, saya akhirnya memilih menggunakan sepeda motor dalam perjalanan sore itu, Selasa 26 April 2022, dari Bekasi ke Jakarta, menjelang berbuka puasa Ramadhan.
Sepanjang jalan, suasana jalur Kota Bekasi - Jakarta (Timur) bagai "pasar tumpah" seperti kondisi saat ini di jalur Pantura (Pantai Utara). Berderet penjual takjil untuk buka puasa. Mobil dan motor mampir berbelanja, jalan pun menyempit. Kendaraan merayap.
Bedug Magrib masih satu jam lagi. Tapi suara orang mengaji dari sejumlah speaker musholah dan masjid, terdengar sayup-sayup. Terasa makin jauh perjalanan dari Bekasi.
Tapi juga makin terasa dekat suasana lebaran. Di perjalanan Bekasi - Jakarta, saya berpapasan rombongan konvoi kendaraan, terutama pemotor, yang mau mudik. Arus kendaraan pun kian merayap.
Mendekati stasiun kereta api Klender Baru, Jakarta Timur, terlihat makin banyak kendaraan mobil dan motor berhenti. Apa di depan jalan macet?
Apa yang dimaksud dengan musafir? Saya menemukan jawabannya di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), juga menyelusuri literatur dalam Al Qur'an dan Hadits.
Kata "musafir" diartikan sebagai "orang yang bepergian meninggalkan negerinya (selama tiga hari atau lebih) untuk mengembara."
Dalam pandangan hukum Islam, "musafir" adalah orang yang meninggalkan tempat tinggalnya dalam jarak tertentu dan berniat tinggal di tempat yang dituju dalam waktu tertentu.