Huzaemah wafat pada usia 74 tahun setelah sebelumnya berjuang melawan COVID-19. Sejak Jumat pekan lalu, sudah banyak muncul pesan berisi ajakan untuk mendoakan Prof Huzaemah yang tengah sakit.
Prof Huzaemah di kalangan pengurus Majelis Ulama (MUI) Pusat, merupakan salah satu ulama perempuan yang tak bisa dipandang sebelah mata dan pemikirannya banyak memengaruhi maupun menjadi dirkusus bagi ulama lain.
Dengan demikian, kata Asrorun Niam, Prof Huzaemah membuktikan bahwa dirinya adalah sosok perempuan hebat, bukan sekadar karena keterwakilannya sebagai perempuan, namun karena kualitas, usaha giat dan kecerdasannya.
Beliau adalah sosok ilmuwan wanita yang langka. Guru besar di bidang fikih pebandingan (muqaranah madzahib). Aktif mengajar dan mendedikasikan ilmunya di berbagai tempat perkhidmatan.
"Pernah menjadi pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta dan posisi hingga sekarang sebagai Rektor IIQ Jakarta," tambah rekan sejawat almarhumah, sesama ulama di MUI Pusat.
Sepanjang rapat pimpinan harian MUI, Prof Huzaemah selalu hadir tepat waktu. Ia termasuk pimpinan harian MUI yang paling rajin hadir dan tidak pernah terlambat. Juga kerap memberikan masukan membangun.
Di usianya yang sudah tidak muda, almarhumah masih hapal fatwa-fatwa MUI di luar kepala. Ia juga menjadi garda terdepan fatwa MUI dalam setiap rapat membawahi tokoh dan ulama lain yang dominan laki-laki.
"Dedikasi beliau di bidang hukum Islam, disiplin yang beliau tekuni, sangat luar biasa. Beliau adalah sosok pengabdi ilmu pengetahuan dan aktif di berbagai perkhidmatan. Banyak buku yang beliau tulis dan terbitkan, sebagai legacy yang tak terlupakan," kata Asrorun Niam.
Kesan Prof Huzaema Di Mata Wartawan
Rabiatun Drakel, wartawati senior, mantan Koordinator PWI DKI Jakarta Unit Kemenag, begitu mengetahui Prof Huzaemah meninggal, langsung menulis nkomentar di FB.
"Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Inshaa Allah almarhumah Prof Huzaemah mendapar tempat yang terindah disisi Allah. Â Saya kenal ibu Huzaemah selain sebagai orang Sulteng, Â alumni Alkhaerat Palu, Â juga narasumber yang selalu melayani saya saat dibutuhkan, Â Al Fatihah," kata wartawati asal Kota Ternate ini.