Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jodoh dan "Uang Panai" di Kalangan Masyarakat Suku Bugis Makassar

26 Mei 2021   04:18 Diperbarui: 26 Mei 2021   05:04 2561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengantin Suku Bugis Makassar (foto dok Nur Terbit)

JODOH atau perjodohan, memang selalu menarik dibicarakan. Jodoh dengan pilihan sendiri atau dijodohkan oleh orangtua. Keduanya misterius. Tapi bagaimanapun juga, jodoh itu (selain ajal dan rezeki) ada di tangan Tuhan. Bukan di tangan Hansip.

Di Provinsi Sulawesi Selatan terutama di kalangan masyarakat suku Bugis - Makassar, jodoh atau perjodohan tidak lepas dari masalah "uang Panai".  Apalagi jika sudah melangkah ke jenjang perkawinan dengan segala pernik - pernik dan tahapan - tahapannya.

Apa itu "Uang Panai" dalam perkawinan etnis Bugis-Makassar? Kenapa menjadi "momok" bagi pemuda yang mau menikah? Saya akan mencoba membahas dalam tulisan berikut ini.

Orang di luar Provinsi Sulawesi Selatan tentu asing dengan istilah ini. Uang Panai adalah kewajiban membawa uang bagi pria yang melamar seorang gadis, di luar mas kawin atau mahar. 

Uang Panai adalah tradisi suku Bugis-Makassar yang masih berlaku hingga sekarang. Yakni berupa pemberian bantuan uang belanja untuk biaya pesta calon mempelai wanita saat pria datang melamar.

Uang Panai, sempat jadi topik pembicaraan, khususnya di kalangan remaja ABG Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Itu karena kebetulan ada sebuah film komedi situasi berjudul sama, "Uang Panai". Di poster filmnya tertulis: Uang Panai Maha (R) L, di mana huruf "R" pada kata "mahar" disisipin huruf "L". Dari "mahar" menjadi "mahal". Sebuah fenomena sosial yang diangkat ke layar lebar.

Uang Panai atau Doe' Panai (dalam bahasa Makassar) atau Doe' Paenre' (dalam bahasa Bugis, berarti uang naik. Yakni sejumlah uang yang diberikan kepada calon mempelai wanita. Uang tersebut dimaksudkan untuk keperluan pesta pernikahan dan belanja pernikahan lainnya.

Dengan demikian, uang panai tidak termasuk mahar. Tapi Uang Panai adalah adat tradisi yang terbilang wajib dengan jumlah yang disepakati oleh kedua belah pihak atau keluarga.

Sebagian pria Bugis-Makassar sedikit "ketakutan" soal uang panai ini, terutama yang ingin menikahi gadis pujaannya yang bersuku sama. Mengapa? Karena semakin hari demi hari nominal uang panai semakin tinggi, puluhan juta, ratusan juta, bahkan milyaran.

UANG PANAI TERMAHAL

Contoh cerita berikut ini. Omar Muhammad Sahar, sebenarnya bukanlah siapa-siapa. Melihat dari namanya, dia juga bukan Raja Arab, atau minimal masih kerabat Raja Salman yang kaya raya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun