Alhamdulillah, kami bertiga (maksudnya saya, istri dan seorang putri bungsu) tetap melaksanakan ibadah tersebut di rumah. Ya untuk sementara bersepakat untuk tetap beribadah dari rumah. Sama seperti tahun lalu.
Maka setelah selesai menunaikan shalat jamaah Isya di rumah, dilanjutkan dengan shalat jamaah tarawih bersama istri dan anak. Saya juga sudah buat video tutorialnya: Tarawih di Rumah Saja.
Kendalanya, Siapa yang jadi imam? Betul. Menjadi imam tarawih -- dimana selama ini hanya sebagai makmum di mesjid atau musholah -- memang jadi kendala di awal pelaksanaan tarawih. Nah, inilah salah satu kemenangan yang saya maksud dari lebaran kemarinÂ
Nah, mau tak mau harus dijalani. Meski, saya sadar, ilmu agama dan kemampuan bacaan Alqur'an masih terbatas. Lalu, saya pun jadi imam shalat tarawih dengan anak dan istri jadi makmum.
Selain tarawih sebagai ibadah Sunnah, puasa sebagai ibadah wajib, demikian pula baca Alquran juga disunnahkan. Kebetulan di komplek tempat tinggal saya, setiap tahun mengajak warga ikut porgram "one day one juz". Selama sebulan di Ramadhan, Alhamdulillah bisa tuntas sebanyak 30 juz. Bahkan ada yang sampai khatam (tamat) dua-tiga kali. Subhanallah.
Dalam suatu riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda. "Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafaat pada seorang hamba di hari kiamat kelak" (HR Ahmad : 6626, dan al-Hakim : 1/554, hasan li ghairihi).
Ya, saya bismillah saja begitu tiba-tiba harus tampil jadi imam tarawih. Allah juga pasti maklum. Situasi sedang darurat, dan imam tarawihnya juga "imam dadakan" hehe....
Maka di tengah maraknya penyebaran virus Corona, semua orang diminta berdiam diri di rumah. Atau setidaknya, menyelesaikan semua pekerjaan di dalam rumah (work from home - WFM).Â
Mudik pun dilarang (kecuali pulang kampung. Beda ya dengan mudik? Ah gak usah dibahas di sini ya. Ntar menimbulkan polemik yang tak berujung hehe...).
Kembali ke laptop. Tujuan adanya himbauan agar #DiRumahSaja, tentu jelas, untuk memotong mata rantai penyebaran Covid-19 yang sudah memakan ribuan korban jiwa. Termasuk di Indonesia. Bahkan tenaga medis pun ikut terpapar.