Mohon tunggu...
Nur Terbit
Nur Terbit Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers, Lawyer, Author, Blogger

Penulis buku Wartawan Bangkotan (YPTD), Lika-Liku Kisah Wartawan (PWI Pusat), Mati Ketawa Ala Netizen (YPTD), Editor Harian Terbit (1984-2014), Owner www.nurterbit.com, Twitter @Nurterbit, @IniWisataKulin1, FB - IG : @Nur Terbit, @Wartawan Bangkotan, @IniWisataKuliner Email: nurdaeng@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasianer Tommy Bernadus Telah Tiada

21 Oktober 2019   21:13 Diperbarui: 6 Maret 2020   11:14 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tommy Bernadus bersama Presiden Jokowi (foto FB Tommy)

SELAMAT JALAN, TOM!

Saya belum lama mengenal Tommy Bernadus, nama Tommy di medsos. Belum ada setahun, tapi rasanya akrab banget. "Kita kan sama2 orang Sulawesi. Saya di Utara Abang di Selatan. Bedanya Bang Nur lebih senior hehe...", kata dia, saat pertama kali kenalan di acara Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (BAPETEN), Jl Hayam Wuruk, Jakpus, setahun yang lalu. Kami diundang sebagai blogger.

Saat pulang dari peninjauan ke Serpong tempat pengolahan nuklir, tulisan reportase kami diperlombakan. Tommy langsung hari itu juga bikin reportase panjang di Kompasiana. Saya japri dia dan ngasih jempol. Di lomba menulis liputan BAPETEN sendiri, ada 2 kategori : media dan blogger. Alhamdulillah, tulisan saya meraih juara kedua, kategori blogger, hadiahnya handphone.

"Nah, kan Bang Nur tetaplah senior," katanya memuji saat pengumuman juara, tanpa rasa iri, cemburu karena tulisan panjangnya di Kompasiana gak lolos jadi juara.

Itulah Tommy. Selalu menganggap saya senior, bahkan kata itu sering diperkenalkan ke teman2 wartawan, juga blogger. 

"Hati2, Bang Nur ini selain blogger, wartawan senior, juga lawyer". 

Selain itu, senior yang lain, karena berbagai alasan. Salah satunya soal usia. Saya sudah bercucu, Tommy masih jomblo. Dia rendah hati dan tidak sombong. Sedikit ceplas-ceplos.

Soal senior, dia merasa yunior jika bicara soal dunia wartawan. Alasannya, ketika saya dimutasi dari Jakarta Utara sebagai reporter Harian Terbit dan ditarik ke redaksi sebagai editor (1980-an), dia mengaku tahun itulah, justeru Tommy baru belajar jadi wartawan dan masuk liputan ke Jakarta Utara.

"Makanya, Bang Nur senior saya hehe....". Tommy mantan wartawan koran sore, Sinar Harapan. Belakangan aktif juga ngeblog dan rajin nge-vlog.

Sejak itu, Tommy rajin mengontak saya. Minta hadir meliput sebagai blogger dalam berbagai event. Dari acara diskusi soal bencana di BNPB,  diskusi Indonesia Maju di Bappenas bareng Jend Muldoko + Prof Rainald Kasali, pertemuan pegiat medsos Asean di Senayan, sampai silaturahmi dgn Ibu Menlu Retno di Pejambon.

Saya dengan blogger bersama Ibu Menlu. Tommy di belakang ibu Menlu, tanda panah merah.
Saya dengan blogger bersama Ibu Menlu. Tommy di belakang ibu Menlu, tanda panah merah.
"Wah sudah senior juga dong sekarang kamu Tom?" canda saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun