[caption caption="Iwan Fals (foto Dudi Iskandar)"][/caption]
Judul tulisan di atas, "Saya Belum Jenuh, Malah Tambah Semangat", itu jawaban spontan dari Iwan Fals saat saya tanya dalam forum resmi di acara jumpa pers di hotel Grand Mercure Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat 2 September 2016. Atau sehari sebelum "Si Bento" ini konser di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara.
Berikut kutipan dialog saya dengan Iwan Fals.
Nur Terbit (NT) : Iwan Fals terkesan sudah mulai kompromi dengan pasar, sudah mulai bergeser lagunya dari semula banyak bernada kritik sosial ke persoalan cinta. Apakah Iwan Fals sudah mulai luntur idealismenya dalam berkarya, atau malah sudah mulai jenuh?
Iwan Fals (IF):
Pertama-tama saya harus katakan bahwa sekarang malah seratus persen. Ya, seratus persen saya belum jenuh, malah tambah semangat. Ya, seratus persen lebih sedikitlah hahahaha....
NT : Apa contohnya?
IF : Kalau soal lagu, tahun 1980 -1981 saya sudah bikin lagu Yang Terlupakan, Kemesraan, Menanti Seorang Kekasih, 22 Januari, Mata Indah Bola Pimpong. Itu semua lagu yang saya bikin jauh sebelum reformasi.
NT : Ada sesuatu kisah yang berkesan di balik lagu-lagu tersebut?
IF : Ya, gimana ya. Sebagai anak muda kan manusia biasa. Saya tentu tidak bisa lepas lepas dari persoalan hidup.
NT : Itukah yang membuat seorang Iwan Fals tetap eksis hingga sekarang?
IF : Ya, betul. Dan itulah yang melandasi langkah saya ke depan. Kepada warga, kepada teman, saya membuat lagu tentang mereka.