[caption id="attachment_230642" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi / Admin (Kompas.com)"][/caption] Ini kejadian Selasa malam, pukul 20.00 WIB, 18 Dsember 2012. Malam itu juga saya ingin posting tulisan ini namun terkendala teknis. Alhamdullah, kendala tersebut ada hikmahnya sebab saya punya waktu untuk cek and re-cek ke pemilik akun facebook yang "dibajak".
Kalau sekarang sudah Anda bisa baca tulisan ini, maka inisial pemilik akun facebook yang semula saya rahasiakan, saat ini sudah saya cantumkan dengan jelas sebagai pemberitahuan resmi kepada teman Facebooker maupun Kompasianer untuk berhati-hati. Ceritanya, saat saya lagi asyik mengetik artikel di PC pribadi di rumah, tiba-tiba masuk pesan lewat fasilitas obrolan. Saya memang terbiasa mengetik di PC sambil juga mengaktifkan beberapa jejaring sosial seperti akun facebook, twitter, blog dan email. Sesekali media sosial itu saya tengok, barangkali ada pesan penting atau sekedar bertegur sapa dengan teman di dunia maya. Terusik dengan tanda merah yang tiba-tiba muncul di pojok bawah di kotak obrolan, tangan saya langsung meng-klik. Ketikan artikel di PC sementara terhenti. Sebuah nama lengkap dengan foto -- yang saya sudah kenal baik selama ini -- pun muncul:
Advokat Teguh Samudera. Tidak sekedar berteman di dunia maya, tapi beliau adalah "guru" saya di bidang ilmu
hukum. Bedanya beliau memang saya kenal di dunia nyata. Beliau seorang pengacara yang di mata saya sudah mapan, dan lebih jauh dari itu, beliau sudah berkali-kali memenangkan perkara dari kasus klien yang ditanganinya. Berikut dialog kami:
"Lagi dimana? Bisa minta tolong. Soalnya mendadak nih" "Kenapa Bang Teguh, saya ada di Bekasi nih" "Ban mobil pecah di daerah Purworejo. Kebetulan pulsa Simpati saya kehabisan total. Di sini ga ada counter. Bisa minta tolong isiin pulsa. Besok pagi diganti". Saya agak curiga. Malam-malam koq ada di luar kota? Lagi pula, masak seorang pengacara tidak membawa persediaan pulsa untuk sebuah perjalanan jauh. Saya tahu persis, teman saya Bang Teguh ini termasuk kolektor
handphone. HP model keluaran terbaru pun ia tidak pernah ketinggalan. Lalu bagaimana kalau tiba-tiba mau menghubungi klien, atau relasinya yang lain? Wah, ini jangan-jangan....... (saya betul-betul mulai curiga)
"Koq malam-malam ada di Purworejo, ada urusan apa Bang Teguh?" Beberapa saat tidak ada jawaban. Saya lalu meneruskan ketikan yang terhenti tadi. Tanda merah tak muncul lagi. "Bang Teguh" tadi belum mengirim pesan lagi. Saya baru ingat, dia memiliki beberapa nomor handphone. Lalu saya kirim pulsa ke nomor mana yang lagi aktif?
"Saya kirim ke nomor simpati yang mana nih Bang Teguh?" "Ke 081377079664. Tolong isi 100 ribu aja. Besok pagi diganti. Tolong ya, soalnya batrai hp sudah mulai low.." (Saya lihat jam di dinding, waktu menunjukkan pk 20:15)
"Tunggu, saya ke penjual pulsa dulu, kalau gak ada pulsa 100 ribu, yang lain gak apa-apa?" Saya pura-pura mau keluar rumah membeli pulsa.
"Ok saya tunggu ya?" Percakapan obrolan berakhir pk 20:03. Saya penasaran dan segera mengecek fasilitan obrolan di facebook. Maksudnya, mau mencari siapa saja teman-teman facebooker yang sedang online. Saya telusuri dan mencari namanya dia satu-persatu. Gak ada. Dug, dada saya terasa seperti ditonjok. Kemana "Bang Teguh" tadi? Apa sudah menghilang? Saya langsung ingat kejadian
penipuan yang menimpa teman. Seorang wartawati sebuah harian ibukota, pernah tertipu dengan modus yang sama. Si pelaku menggunakan akun facebook orang lain, milik teman si wartawati tadi. Modusnya sama, minta uang melalui obrolan (chating) di facebook. Alasannya dia (pelaku) itu butuh uang jutaan rupiah untuk uang panjar di rumah sakit. Kata dia, karena mendadak harus dapat kamar sehingga tidak ada waktu lagi ke bank, atau menarik uang dari ATM. Tidak sadar, teman saya sang wartawati tadi, langsung ke ATM dan mentransfer uang sesuai permintaan orang yang ditemaninya "chating" di facebook. Selesai mengirim uang, barulah ia sempat menelpon. Apa yang terjadi? Orang yang ditemani chating di facebook (pelaku) ternyata penipu. Buktinya, temannya yang diceritakan tadi lagi berada di rumah sakit, rupanya masih sehat wal afiat di rumahnya. Malah waktu ditelepon, yang bersangkutan sedang nonton sinetron di televisi. Ya, ke laut deh itu uang, hehe.. Nah, pengalaman saya juga tidak jauh berbeda. Dengan "Bang Taguh" sebagai teman chating yang saya ceritakan ini, juga begitu gejalanya awalnya. Beberapa jam kemudian, saya mencoba menghubungi salah satu dari sekian nomor Bang Teguh Samudera -- yang ini seratus persen asli, bukan imitasi -- tapi tidak berhasil.
Handphone Bang Teguh bernada sibuk. Saya hanya meninggalkan pesan di dinding facebooknya, maksudnya untuk sekedar mengecek apa benar beliau lagi ke Purworejo. [caption id="attachment_215655" align="aligncenter" width="300" caption="Bang Teguh Samudera, sesuai foto di facebook yang digunakan pelaku mencoba menipu (illustrasi foto fb)"]
[/caption] Esok harinya, saya baca status facebook Bang Teguh Samudera dengan tulisan mencolok:
PENGUMUMAN !!! HARI INI AKUN FB SAYA (teguh_advokat) TELAH DI HACK ORANG YANG TIDAK BERTANGGUNG JAWAB, APABILA NANTI ADA YANG MEMINTA BANTUAN BAIK BERUPA UANG MAUPUN PULSA DENGAN MENGGUNAKAN AKUN SAYA TERSEBUT MOHON DIABAIKAN SAJA, KRN ITU SEMUA HANYA PERBUATAN ORANG2 YANG MENCARI KEUNTUNGAN DARI SAYA...TERIMA KASIH. Ternyata ada beberapa teman facebook Bang Teguh yang juga mau ditipunya. Saya menarik napas legah, semoga tulisan ini bisa bermanfaat untuk menghindari kasus percobaan penipuan terulang lagi. salam,
Nur Terbit
http://aliemhalvaima.blogspot.comBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Catatan Selengkapnya