Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan mahasiswa. Suasana kian ricuh. Dengan kendaraan taktis, polisi masuk ke kampus UNM yang berada di satu ruas jalan dengan DPRD Makassar.
Mobil dosen dan motor mahasiswa ikut rusak akibat kerusuhan itu. Wakapolresta AKBP Totok yang terkena panah dilarikan ke RSI Faisal. Sedangkan 1 dari 4 wartawan yang terluka, yakni Waldy dari Metro TV dilarikan ke rumah sakit.
Saat ini, situasi relatif kondusif. Polisi masih berjaga di depan kampus. Sementara pihak kampus juga berkerumun di dalam kampus.
"Kami sangat menyesalkan tindakan ini. Seharusnya polisi tak masuk kampus dan menyerbu seperti itu," kata Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM Kasman.
[caption id="attachment_339997" align="aligncenter" width="612" caption="Foto : Nur Terbit -- Becak masih model asli, belum dimodifikasi jadi bentor"]
Saat saya tulis artikel ini, saya sedang berada di Makassar. Menghadiri acara dialog tahunan yang digelar Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi (GNPK) Pr0vinsi Sulselbar, kerjasama dengan masiswa Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) yang tergabung dalam klub studi SOIL.
Salah satu narasumber adalah kolega saya sendiri, Adi Warman, Ketua GNPK Pusat. Beliau didampingi Deputi Pengawasan Internal Laode M Nagaria.
"Saya sempat mikir-mikir waktu mau ke Makassar, jangan-jangan masih ada demo susulan?" kata Adi Warman kepada Ketua GNPK Sulselbar, Ramzah Tabraman.
Maka ketika acara dialog tahunan bertema "Implementasi Pencegahan Korupsi di Era Pemerintahan Baru" ini, sempat juga mengemuka soal "demo berdarah" tersebut, terutama dari kalangan perwakilan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi yang ada di Makassar.
"Inilah tujuan dari acara dialog ini. Mahasiswa menyampaikan pendapat, saran dan kritiknya. Adapun kalau mereka melakukan demo, itu karena saluran untuk menyampaikan komunikasi sudah tersumbat, hingga mereka lalu turun ke jalan," tambah Ramzah.
Demo itu memang akhirnya menyisakan traumatik. Meski situasi sudah berangsur normal dan suasana sudah kondusif kembali, tapi masih menyisakan traumatik, terutama putri saya di kampus Menara Phinisi yang hari itu pas jadwal kuliahnya.