Mohon tunggu...
Daei Aljanni
Daei Aljanni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Seorang capricorn yang hobinya melamun, mengamati, dan alakadarnya yang lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Negara di Pusaran Kemajemukan

6 Mei 2023   21:20 Diperbarui: 6 Mei 2023   21:22 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Soekarno mencetuskan pemikirannya tentang marhainisme sebagai sintesis dari pemikiran karl max, marxisme. Soekarno berfaham nasionalis kerakyatan, yang mana pemikiran tersebut memiliki kecenderungan untuk memikirkan nasib rakyat, menghilangkan kapitalisasi, cenderung kepada sosio-nasionalis. Pemikiran bung karno mengenai hal tersebut bukan karna hanya dipengaruhi oleh pemikiran karl max, melainkan pemikiran Muhammadiyah dan spirit teologi almaun.

Soekarno, adalah tokoh bangsa yang memiliki kedekatan dengan tokoh-tokoh muhammadiyah. Meskipun ia tak pernah secara langsung berguru kepada KH Ahmad Dahlan, namun ia pernah berjumpa dan mendapat banyak cerita dari tokoh bangsa yang lain berkaitan dengan KH Ahmad Dahlan, yang mana hal tersebut membuatnya kagum dan terkesan. Di beberapa kesempatan yang lain, Soekarno juga berjumpa dan berjuang bersama dengan buya hamka. Beberapa fakta tersebut menunjukkan bahwa pemikiran soekarno juga sangat dipengaruhi oleh tokoh muhammadiyah. Itulah mengapa spirit soekarno membangun bangsa dengan nasionalis kerakyatan sangat selaras dengan spirit teologi almaun muhammadiyah dalam mensejahterakan umat dan masyarakat.

Soekarno sangat memahami betul bahwa bangsa yang ia bangun adalah bangsa yang majemuk. Bangsa yang terdiri dari banyak suku, ras, golongan dan agama. Bangsa yang memiliki latar belakang yang beraneka ragam. Sehingga setelah indonesia merdeka, tak ada niatan untuk membuat indonesia hanya dimiliki oleh satu golongan. Ia mengakomodir segala bentuk keaneragaman.

Tercetusnya pancasila dan hilangnya 7 kata dalam sila pertama pancasila adalah kontribusi muhammadiyah dalam kemerdekaan indonesia yang berdiri diatas kemajemukan. Ki Bagus Hadikusumo adalah tokoh dibalik itu. Muhammadiyah melalui ki bagus hadikusumo sangat meyakini bahwa kemajemukan adalah sebuah keniscayaan. yang mana hal tersebut juga menjadi dasar pemahaman soekarno. Tentu saja begitu, karna soekarno muda sangat dekat dengan aktivitas perjuangan muhammadiyah.

Perjuangan Muhamamdiyah dalam menegakan faham bahwa negara ini dibangun atas kemajemukan selalu digaungkan melalui gerakan islam berkemajuan. Gerakan yang tidak fanatis terhadap pemahaman islam konservatif. Pemahaman yang mengedepankan toleransi. Terbukti nyata di muktamar 48 kemarin terdapat isu strategis berkaitan dengan rezimintasi dalam faham agama. bentuk upaya nyata muhammadiyah menghilangkan skat-skat dalam faham agama. Islam adalah satu. namun ke-satu-an islam disokong banyak sekali golongan yang beranega ragam, keyakinan yang berbeda-beda, namun dengan aqidah tauhid yang sama. Keberbedaan tersebut seharusnya menjadikan bangsa indonesia semakin kuat. Namun karena pemahaman yang parsial tentang persatuan, membuat masing-masing golongan sangat fanatik dan memicu perpecahan. Namun tidak dengan muhammadiyah, Muhammadiyah sengat spirit darul ahdi wasyahadah, spirit persatuan dan pemahaman sosial yang tinggi, tersu mengupayakan persatuan dengan berbagai macam cara. salah satunya melalui aktualisasi islam berkemajuan.

Hasil diskusi dari pertemuan kami dengan Bapak Aria Bima Anggota DPR RI Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan. Memang "Aji Mumpung" dan bisa bertemu dengan Tokoh nasional yang jujur tidak ada irisan apapun dengan beliau. Berawal dari Kawan kami seforum dengan Pak Aria Bima yang kemudian kami mengejar Staff beliau untuk minta waktu sebentar, yang kemudian kami akhirnya bertemu di Soga Restaurant & Lounge yang tepat di pinggir jalan Slamet Riyadi Jum'at 05 Mei 2023.

Ditulis Oleh :

M.T. Hassan (Sekretaris Umum PW IPM Jawa Tengah )

Daei AlJanni (Sekretaris Bidang Perkaderan PW IPM Jawa Tengah )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun