Mohon tunggu...
Dadi Supriyadi
Dadi Supriyadi Mohon Tunggu... -

Center Of Research And Education - Lazuardi Birru

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Supporter Naturalisasi dan Patahnya Mitos SBY

17 Desember 2010   04:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:39 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kamis, 16 Desember 2010, merupakan hari yang paling ditunggu oleh saya. Kenapa? karena pada hari itu akan diselenggarakan pertandingan sepakbola piala AFF Suzuki, antara Indonesia Vs Filipina. Kemenangan yang diperoleh timnas ketika menjamu Malaysia, Laos, dan Thailand pada pertandingan sebelumnya, secara tidak langsung telah membangkitkan semangat, dan keinginan saya untuk menonton langsung pertandingan ini di Gelora Bung Karno (GBK).

Walhasil, hari Senin, 13 Desember 2010, saya harus rela menggunakan waktu makan siang, hanya untuk ikut serta mengantri di depan loket karcis GBK. ‘Demi mendukung timnas, panas, hujan, badai, lapar, omelan bos, dan pegal-pegal akan diterjang’ setidaknya itulah yang ada dipikiran saya ketika mengantri. Disisi lain, saya sudah meminta salah seorang kawan untuk pergi ke Tanah Abang dan membeli kaos Garuda di Dadaku. Di sana harga kaos yang apabila di GBK dijual seharga 45ribu sampai 50ribu, kita bisa peroleh hanya dengan harga 20ribu per kaos (perbedaannya cukup signifikan).

Sebelum berangkat, saya sempatkan diri untuk membaca situs-situs yang membahas mengenai prediksi pertandingan timnas nanti. Hal yang membuat saya sedikit tercengang adalah, adanya pembahasan mengenai kedatangan presiden RI (SBY) untuk menyaksikan pertandingan ini.

Bukanlah kedatanganya yang membuat saya kaget, tapi banyaknya komentar dari para pembaca yang mengatakan mitos bahwa setiap SBY, menyaksikan pertandingan timnas, kekalahan pasti akan melanda. Pro dan kontra terlihat dari setiap komentar yang diutarakan para pembaca. Saya sedikit khawatir juga, apalagi setelah teman saya yang akan ikut menonton ‘mengiyakan’ mitos tersebut.

Jam 15.00, saya dan beberapa kawan berangkat dari kantor. Saya berpikir, apabila menunggu jam pulang kantor bisa-bisa kami terjebak macet, dan yang paling penting, kami pastinya akan berdesak-desakan untuk masuk ke arena GBK. Dan tepat perkiraan saya, setelah shalat Asar di masjid An-Naba, Senayan, kami masuk dengan tenang dan tanpa berdesakan ke dalam arena GBK.

Pukul 16.00, tribun timur sudah penuh oleh kehadiran supporter, yang semuanya terlihat menggunakan kaos merah garuda di dadaku. Saya yang memegang kamera fokus pun asyik sendiri mengabadikan keadaan disana. Mengabadikan kawan-kawan yang cukup narsis. Dan (naluri iseng kaum laki-laki ^_^) mengabadikan setiap suporter wanita yang cantik-cantik. Serta, mengabadikan tingkah laku supporter yang ‘aneh-aneh’.

Menjelang pertandingan, seluruh tribun terlihat penuh, kecuali tribun yang tepat berada diatas tribun VVIP, yang sengaja dikosongkan untuk pengamanan SBY. Saya masih asyik dengan kamera,’jepret’ sana jepret’sini’. Perhatian saya terhenti dan tertegun ketika di tribun yang sama dengan saya, ada seorang supporter yang berbeda dengan yang lain. Supporter yang memiliki kulit dan wajah kas eropa dengan rambut pirang, menggunakan aksesoris Timnas, dan turut bersorak-sorak mendukung Timnas.

Saya pun tidak menghilangkan kesempatan itu, ‘jepret’ saya abadikan gambarnya. Menengok ke tribun VIP, waduh-waduh semakin banyak saya menemukan ‘bule-bule’ yang menggunakan aksesoris timnas. Bahkan, ada diantara mereka yang menggunakan kaos salah satu club bola di Inggris, Menchester United (mentang-mentang sama merahnya), tetapi tetap di pipinya menempel sticker merah-putih.

Melihat fenomena banyaknya ‘bule-bule’ yang mendukung Timnas, membuat saya dan teman-teman berkelakar, ternyata tidak hanya pemain Timnas saja yang oleh PSSI di naturalisasi tetapi supporter-nya pun banyak yang di naturalisasi. Dan, para supporter naturalisasi itu tidak kalah heboh dan semangatnya memberikan dukungan mereka kepada Timnas.

Putusnya Mitos SBY Sebagai Pembawa Kekalahan

Keadaan hening sejenak, pada saat menjelang lagu kebangsaan “ Indonesia Raya” dikumandangkan. Di tribun VVIP, SBY dan rombongan sudah berdiri tegak. Suara nyanyian bergemuruh, para supporter bernyanyi dan mengangkat syal merah putih yang bertuliskan ‘Indonesia’. Bendera merah putih berukuran raksasa turut dinaikkan di sebelah kanan tribun VVIP, mengiringi nyanyian lagu kebangsaan Indonesia.

Para supporter terus memberikan dukungan, tanpa henti kepada Timnas. Nyanyian, tetabuhan, gelombang manusia, terus diberikan para supporter untuk memberikan semangat kepada Timnas. Tegang dan menyenangkan itulah yang dirasakan para supporter. Tidak terkecuali supporter naturalisasi, mereka juga mengalami hal yang sama, ini terlihat dari tegangnya muka mereka ketika timnas dalam keadaaan diserang, dan turut bergembira ketika timnas menyerang tim lawan.

Euforia yang sangat besar terjadi ketika timnas, melalui Christian ‘El-Loco’ Gonzales, berhasil merobek gawang lawan melalui sudulannya. Para Supporter berdiri, loncat-loncat, menyalakan kembang api, melempar gulungan kertas tissue, berpelukan, dan banyak tingkah lain yang mereka lakukan sebagai bentuk kesenangan mereka atas gol yang tercipta. Bahkan, dari tribun tempat saya menonton, saya bisa menyaksikan tingkah laku SBY dan Ibu Ani yang berdiri, bahkan hampir lompat dari duduknya, ketika Timnas merobek gawang tim Filipina.

Gol tersebut tidak hanya menambah semangat timnas, tetapi juga menambah semangat supporter. Teriakan semangat diberikan, ketika Timnas memperoleh bola atau berhasil merebut bola. Dan teriakan mengejek terdengar ketika bola dikuasai oleh tim lawan. Di sini, sangat terlihat sekali peran supporter dalam memberikan efek positif bagi semangat timnas, dan tekanan secara mental bagi tim lawan.

Riuh tepuk tangan terdengar menggema ketika wasit yang memimpin pertandingan meniup pluit dua kali tanda pertandingan berakhir. Para supporter, termasuk rombongan SBY memberikan standing applause kepada Timnas yang telah berjibaku dalam pertandingan demi menegakkan harga diri bangsa di dunia persepakbolaan.

Skor akhir 1-0, Indonesia unggul. Kemenangan ini, secara langsung mematahkan mitos yang sempat ‘digembar-gemborkan’ bahwa SBY pembawa kekalahan timnas. Semoga hasil kemarin menyadarkan bagi masyarakat yang percaya akan mitos tersebut, bahwa kemenangan dan kekalahan bukanlah faktor kedatangan SBY. Tetapi banyak faktor lain di luar itu.

Sekarang yang paling penting, adalah salurkan kekuatan positif anda kepada Timnas dengan memberikan dukungan, baik ketika menang maupun ketika kalah.Hilangkanlah sifat buruk yang mendukung dan memuji ketika menang, namun ketika kalah mencaci maki, dan menyalahkan setiap pihak yang terlibat.

Ayoo maju terus Garuda di Dadaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun