Mohon tunggu...
Lauw Charlie
Lauw Charlie Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan swasta

Saya seseorang yang sangat suka mendengarkan musik, membaca artikel-artikel yang menarik, dan baru memulai menulis untuk menambah wawasan baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Membangun Budaya "Kepekaan/Social Awareness" Terhadap Lingkungan Sosial di Sekitar Kita

8 Oktober 2024   15:41 Diperbarui: 8 Oktober 2024   15:53 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam sejahtera buat semuanya. 

Pada artikel kali ini, saya mau mengajak kita semua untuk membangun budaya dalam diri kita, yaitu mengenai "Social Awareness". Sebelumnya, saya mau membagikan kesaksian tentang apa yang telah saya alami pada hari Selasa lalu, tanggal 24 September 2024. Kejadian yang saya alami, yaitu ketika saya sedang pulang kerja, saat berjalan dari daerah ITC Roxy Mas, menuju halte Transjakarta di depan RS Sumber Waras. 

Pada saat itu, saya berjalan menyusuri, pinggir kali ITC Roxymas, lalu berjalan menuju arah ITC RoxySquare, dan melewati persimpangan rel kereta api di daerah tersebut. Saat berjalan melewati kali dekat ITC Roxy Square, lalu tiba-tiba ada seorang pria, dia bilang "pak.. pakk, resleting tasnya terbuka", sambil berjalan menuju ITC Roxy Square. Lalu saya berhenti berjalan, menepi dekat sebuah warung lalu periksa tas ransel yang saya pakai, dan ternyata tas ransel yang saya pakai, resleting bagian depan tas, sudah kondisi terbuka. Lalu saya periksa, dan ternyata dompet dan hp saya sudah hilang. Seketika saya langsung rasanya zonk, hati saya.

Pesan yang saya mau bagikan, pada artikel ini adalah betapa pentingnya jika kita membangun budaya "Social Awareness", dalam diri kita. Hal kejadian yang saya alami, jujur saya sangat tidak menduga, karena biasanya, jika saya sedang berjalan atau beraktivitas, jika melihat seseorang yang tanpa ia sadari, tasnya terbuka, saya akan memberitahukannya, dan mengingatkan bahwa resleting tasnya terbuka. Tapi saat kemarin itu, saya mungkin dalam kondisi lengah, sehingga tidak berasa tas resleting saya terbuka , dan akhirnya dompet dan hp saya hilang, saat itu juga. 

Manusia, pada umumnya, seringkali bersifat memiliki karakteristik yaitu egosentris (hanya berpusat atau fokus kepada dirinya sendiri) , akan tetapi, kita tidak bisa pungkiri juga, bahwa manusia, adalah makhluk sosial, yang berarti manusia tidak bisa hidup sendiri. Karena itu, kita sebagai manusia, harus belajar untuk saling mengasihi, yah mengasihi sesama kita, juga kita harus menanamkan pada diri kita untuk membangun Social Awareness, yaitu kesadaran penuh yang dimiliki oleh seseorang tentang hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membangun kepekaan sosial atau empati , misalnya seperti memposisikan diri kita sebagai diri orang lain, dengan demikian, tanpa kita sadari, kita membangun kepedulian terhadap keadaan yang ada di sekitar kita.

Contoh seperti jika kita melihat anak kecil, ingin menyebrang saat di jalan, mungkin kita bisa membantu untuk menyebrangkannya. Atau, ketika kita melihat seseorang sedang mengalami kesusahan, mungkin kita bisa menanyainya, seperti kendaraan mogok, atau ketika ada seseorang yang membawa barang jatuh dan lain sebagainya. Karena, mungkin saja, hal-hal dalam hidup kita, tidak terduga, kadang hal yang baik, datang dalam hidup kita, namun terkadang, ada juga hal yang kurang baik, terjadi dalam hidup kita. Misalnya ketika ada mobil ambulan, mau lewat, alangkah bijaknya jika kita memberi jalan, atau mobil pemadam, kita bisa kasih mereka dahulu untuk lewat.

Bahkan dalam fasilitas umum, yang telah disediakan oleh pemerintah pun, kita sebagai warga negara juga harus belajar untuk menggunakannya dengan baik, seperti trotoar, itu untuk pengguna jalan, alangkah baiknya, jika itu dipergunakan bagi pengguna jalan bagi pejalan kaki, jika pengguna motor ingin melintasi trotoar, mungkin pergunakan jika keadaan mendesak atau penting, dan saat berkendara juga jangan ngebut atau buru-buru, tapi perhatikan juga pejalan kaki (coba kita kembalikan, jika kita sebagai pengguna trotoar, dan orang lain sebagai pengguna motor, atau posisi sebaliknya). Ketika naik kendaraan umum atau fasilitas umum, budayakan memberikan jalan bagi yang mau turun atau keluar, baru setelah itu kita masuk. Masih banyak contoh kepekaan terhadap lingkungan sosial kita. Untuk itu, betapa pentingnya kita membangun budaya "Peka" atau social awareness dalam diri kita. Karena terkadang, mungkin saja kita bisa dapat menjadi penolong bagi sesama kita. 

Selamat beraktivitas semuanya, dan terus belajar peka (membangun social awareness) dalam diri kita dan peduli terhadap sesama, terhadap lingkungan sosial di sekitar kita.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun