Mohon tunggu...
Dadan Miftahuddin
Dadan Miftahuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STAI Riyadhul Jannah Jalancagak Subang

Jalani syukuri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tantangan dan Solusi untuk Menyesuaikan Pendidikan Perguruan Tinggi di Era Disrupsi

31 Januari 2024   12:58 Diperbarui: 31 Januari 2024   13:00 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan tinggi di era disrupsi menghadapi berbagai tantangan dan perubahan drastis yang mempengaruhi metode pengajaran, kurikulum, dan persiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja . Disrupsi ini mencakup perubahan teknologi, perubahan ekonomi, dan keterampilan yang berubah dan berkembang dengan cepat. Oleh karena itu, diperlukan perubahan dalam pembelajaran di perguruan tinggi agar mahasiswa siap menghadapi perubahan tersebut.

Salah satu aspek terpenting yang harus diperhatikan ketika belajar di perguruan tinggi adalah memadukan teknologi ke dalam pembelajaran. Teknologi menawarkan kesempatan untuk memperoleh informasi yang lebih luas dan memungkinkan pembelajaran jarak jauh. Melalui penggunaan platform online, aplikasi pembelajaran, dan simulasi pendidikan, mahasiswa dapat meningkatkan pengalaman belajar mereka kapan saja dan di lokasi mana saja. Hal ini juga menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan mudah dipahami.

Selain itu, kurikulum pendidikan tinggi harus diperbarui secara berkala untuk memenuhi perubahan kebutuhan tenaga kerja. Kemajuan teknologi dan perubahan kebutuhan industri menuntut kurikulum yang lebih peka terhadap kebutuhan pendidikan dan tidak melenceng dari pendidikan. Memperkuat kemampuan keterampilan dan menekankan pemecahan masalah dan kreativitas adalah kunci untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi situasi yang mengganggu.

Penting juga untuk menciptakan suasana pembelajaran yang bisa meningkatkan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan dan memiki komunikasi yang baik pula. Melibatkan mahasiswa dalam diskusi, kegiatan yang bisa meningkatkan kerjasama, dan pemecahan masalah yang bisa meningkatkan kerjasama dapat membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan kritis yang dibutuhkan di dunia nyata. Guru/dosen juga harus bertindak sebagai fasilitator pembelajaran, memberikan stimulus, mendorong mahasiswa untuk mengembangkan inisiatif dan keterampilan kepemimpinan.

Selain itu evaluasi hasil pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan zaman. Selain ukuran pengetahuan, penilaian harus mencakup keterampilan mudah, penerapan pengetahuan di dunia nyata, dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan. Metode penilaian kreatif seperti proyek, portofolio dan tugas praktek dapat memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemampuan mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun