KUNINGAN-Virus Corona saat ini sudah menjadi wabah yang paling berbahaya di dunia. Wabah ini telah memaksa berbagai kompetisi olahraga dihentikan, bukan hanya di Indonesia saja, tetapi di berbagai negara juga sudah banyak yang menghentikan atau ditangguhkan.
Di indonesia sendiri ada beberapa kompetisi besar yang dihentikan, salah satunya yaitu kompetisi bola voli atau yang sering kita kenal dengan “Proliga”. Terhentinya kompetisi ini berdampak besar kepada keuangan masing-masing klub.
Bukan hanya para atlet profesional yang terkena dampak diberhentikannya kompetisi, tetapi para atlet antar kampung atau Tarkam juga merasakan dampaknya. Seperti yang dirasakan oleh salah satu atlet tarkam ,yaitu Diky Saifullah.
Diky menjelaskan dampak yang ia rasakan selama pandemi virus corona ini yaitu tidak adanya turnamen bola voli seperti biasanya.
“Dampak yang dirasakan terasa sangat jelas, biasanya setiap akhir pekan selalu ada pertandingan antar kampung. Terakhir ada turnamen antar kampung itu sekitar dua minggu yang lalu” ucapnya
“Pemasukan juga jelas gaada akibat tidak ada turnamen antar kampung, karena pemain tarkam seperti saya dibayar kalau bermain saja, beda sama pemain profesional yang memakai sistem kontrak, main tidak main mereka akan mendapatkan gaji karena sudah ada perjanjian dengan klubnya” ucap Diky
Dia juga menceritakan bagaimana cara ia menjaga kondisi tubuhnya supaya fisiknya tidak turun selama pandemi virus corona.
“ Untuk menjaga kondisi fisik, setiap pagi saya selalu jogging terus shit up, push up dan pemanasan lainnya supaya kondisi fisik saya tetap bugar selama tidak adanya pertandingan tarkam” pungksanya
Meski begitu, ia percaya pandemi virus corona ini akan segera berakhir dan segala aktivitas akan berjalan dengan normal lagi, termasuk kompetisi bola voli Profesional maupun antar kampung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H