Timnas Indonesia telah dilatih oleh sejumlah pelatih asing dengan reputasi besar, mulai dari Alfred Riedl hingga Shin Tae-yong. Namun, prestasi tim nasional tetap sulit mencapai level yang diharapkan, terutama di pentas internasional. Apakah mental menjadi faktor utama?
Pelatih asing biasanya datang dengan metode modern dan disiplin tinggi. Namun, keberhasilan tak hanya bergantung pada strategi mereka. Mentalitas pemain kadang dianggap sulit menyesuaikan dengan tekanan dan standar tinggi yang diterapkan pelatih.
Kendala utama bukan sekadar kemampuan teknik, tetapi juga mental bertanding.
Pengamatan AriSumarto Taslim, pemerhati sepak bola, pemain Indonesia kerap terlihat kehilangan konsentrasi dalam situasi kritis, gugup di momen penting, atau kurang percaya diri saat menghadapi lawan yang lebih tangguh.
Liga domestik Indonesia sering kali tidak cukup kompetitif untuk membangun mental juara. Pemain tidak terbiasa menghadapi tekanan tinggi, yang akhirnya memengaruhi performa mereka di laga internasional. Selain itu, gangguan non-teknis, seperti konflik manajemen klub, turut memengaruhi kondisi mental pemain.
Masalah mentalitas juga berakar dari pembinaan usia muda yang belum optimal. Pemain muda sering dididik hanya untuk fokus pada hasil, bukan proses. Akibatnya, mereka tidak dilatih untuk menghadapi tekanan, mengelola kegagalan, atau mempertahankan konsistensi performa.
"Pelatih asing membawa disiplin dan profesionalisme, tetapi mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk mengubah mentalitas pemain. Jika pelatih tidak diberi waktu yang cukup, perubahan mental sulit tercapai," kata AriSumarto Taslim.
Kesimpulannya, mentalitas memang menjadi salah satu faktor penting yang menghambat kemajuan Timnas Indonesia. Namun, itu bukan satu-satunya. Kompetisi domestik yang kurang berkualitas, pembinaan usia muda yang lemah, dan kurangnya dukungan manajemen juga berperan besar. Jika semua pihak---federasi, pelatih, dan pemain---bisa bersinergi, mental juara bisa dibangun secara bertahap, membuka peluang prestasi yang lebih baik di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI