Jakarta - Awan gelap kerap menghiasi langit siang dan sore hari di bulan Oktober ini. Meski tidak selalu diikuti oleh hujan, tanda-tanda alam tersebut mengingatkan kita bahwa musim hujan semakin dekat.
Musim hujan di Indonesia adalah siklus tahunan yang dinanti, namun di sejumlah wilayah juga membawa kekhawatiran. Intensitas hujan yang bervariasi sering kali memicu bencana, terutama di daerah-daerah dengan sistem drainase yang buruk.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa puncak musim hujan di wilayah barat Indonesia akan terjadi pada November hingga Desember 2024. BMKG juga mengingatkan bahwa daerah rawan banjir dan longsor, terutama yang sering mengalami genangan, harus bersiap menghadapi situasi yang bisa memburuk.
Masyarakat diimbau untuk lebih waspada, terutama yang tinggal di kawasan perbukitan dan permukiman dengan drainase yang kurang baik.
Selain itu, penanganan sampah yang tepat---khususnya mencegah sampah menyumbat aliran air---menjadi langkah kecil yang dapat berdampak besar dalam mengurangi risiko banjir.
Kita sudah sering melihat dampak dari hujan deras yang turun tanpa henti. Air sungai meluap, membanjiri permukiman dalam waktu singkat, memaksa warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Dengan intensitas hujan yang diprediksi tinggi selama dua bulan ke depan, kesiapsiagaan dan solidaritas antarwarga menjadi kunci penting untuk menghadapi ancaman banjir.
Di tengah bencana, selalu ada harapan. Musim hujan bukan hanya tentang air yang turun dari langit, tapi juga tentang persaudaraan yang tumbuh di tengah cobaan. Sebelum musim hujan tiba, penting bagi kita untuk memastikan drainase di setiap permukiman berfungsi baik, agar air hujan dapat mengalir lancar dan tidak menimbulkan genangan yang berpotensi menjadi bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H