Mohon tunggu...
dadang supriyanto
dadang supriyanto Mohon Tunggu... Guru - mahasiswa Pasca UIN SUnan Gunung Djati, Wakasek Kurikulum SMP Al Ma'soem

Profesi sebagai praktisi pendidikan di Yayasan Al Ma'soem Bandung sebagai wakil kepala sekolah bidang kurikulum di SMP Al Ma'soem Jatinangor Kabupaten Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pesantren Al Ittifaq Ciwidey Sukses dengan Konsep Entrepreneur

14 Mei 2024   11:30 Diperbarui: 14 Mei 2024   11:49 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
tabel kegiatan santri

Mendengar kata pondok pesantren biasanya yang ada di benak kita adalah sebuah lembaga pendidikan non formal untuk mencetak lulusan ahli agama. Santri-santrinya berkutat dengan ngaji dan membahas kitab kuning. Tapi itu model pesantren jadul, kini dengan era digitalisasi dan internetisasi pesantren di tuntut untuk bisa uptodate. Harus memiliki kemampuan untuk berkembang menyesuaikan zaman, kalau tidak akan tertinggal bahkan mati.

Hal itulah yang kini dilakukan Pondok Pesantren (ponpes) yang berlokasi di Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pesantren tersebut bernama Al Ittifaq yang ternyata sukses mencetak santrinya menjadi seorang wirausahawan. Corak pemikiran modern ikut mengubah para pemimpin agama yaitu para kyai pondok pesantren. Belajar dari kegagalan pengelolaan pesantren milik ayahnya, Kyai Haji Fuad Affandi mencoba untuk terbuka terhadap perkembangan zaman. Banyak perubahan yang digiatkan Kyai. Mulai dari pola pengajaran, pola asuh dan proses pendidikan. Salah satu perubahan revolusioner yaitu memilih pengembangan entrepreneurship dan pengembangan agrobisnis dalam pondok pesantren. Pesantren Al-Ittifaq berdiri pada tahun 1934 dibawah gunung Patuha merupakan pesantren yang menggabungkan pembelajaran agama Islam dalam hal ini pelajaran pesantren dan praktek kewirausahaan dibidang pertanian sayuran. Didukung oleh keadaan alam yang cocok untuk berkebun sayuran dan beternak, memberikan keberkahan pada pesantren ini. Sehingga pesantren Al-Ittifaq menjadi pesantren percontohan sebagai pesantren kewirausahaan yang sukses. Tahun 1970 KH. Fuad Affandi mencoba memadukan antara kegiatan keagamaan dengan kegiatan usaha pertanian (agribisnis) di pondok pesantrennya agar mampu membantu para santri dari segi ekonomi. Ternyata Kegiatan usaha pertanian (agribisnis) ini malah menjadi tulang punggung kegiatan pesantren sampai sekarang. Sebuah terobosan inovasi yang saat itu belum menjadi tren bahkan jelas menentang keajegan pondok pesantren pada umummnya.

Kegiatan bertani juga disertai dengan kegiatan mengolah hasil pertanian dan administrasi perkantoran. Kegiatan ini dikenal dengan sebutan agribisnis. Tujuannya menumbuh kembangkan keahlian dan keterampilan bertani sayur, berternak dan melakukan engelolaan hasil sekaligus kerapihan administrasi. Semua santri rutin melakukan kegiatan tersebut. Sehingga santri terbiasa menjalani semua aktivitas tersebut.

Penjelasan di atas membawa kita pada situasi saat ini, pesantren menjadi satu pilihan utama orang tua. Inovasi kurikulum menginternalisasi nilai-nilai enterprenership kedalam nilai-nilai Islam, merupakan pilihan yang cerdas dari KH. Fuad. Hal ini dilatarbelakangi prinsip saat memulai bertani, yaitu tidak semua lulusan pesantren bisa menjadi kiai, maka melahirkan alumni pesantren yang mempunyai kemampuan kewirausahan di bidang pertanian menjadi tujuan kedua Sehingga terwujud rancangan kurikulum dengan fokus peningkatan kemandirian santri (focus on consumen) pada bidang agribisnis yang menjadi trademark nya. Kerja keras bertani sayuran sendiri, menjual sayuran sendiri, memproduksi, mengelola sayuran sendiri merupakan pelatihan yang diberikan kepadai semua santri. Selaras dengan tujuan dari lulusan santri AL-Ittifaq yaitu santri yang mempunyai akhlak mulia, mandiri dan berjiwa wirausaha. Hasil dari agribisnis ini sangat berpengaruh pada keberlangsungan jalannya semua aktivitas santri di pesantren.

Santri ditanamkan Jiwa Usaha

Modal dasar yang ditanamkan ke dalam diri santri adalah memiliki karakter wirausaha yaitu jiwa kreatif, inovatif, dan bersabar. Untuk kerja praktek, santri langsung terlibat di laboratorium lahan pesantren seluas 14 hektar yang ditanami 25 macam sayur mayur. Di lahan tersebut, para santri setiap hari praktek memilih sayuran berdasarkan kualitasnya. Santri diberikan pembekalan untuk memilah kategori kualitas komoditas yang terdiri tiga bagian yaitu grade 1  kualitas terbaik diperuntukan bagi Supermarket dan pasar modern , grade 2 kualitas sedang  dijual di pasar tradisional dan grade 3 dikonsumsi sendiri.

Di antara kegiatan agribisnis yang dipadukan dengan kegiatan keagamaan dalam satu kesatuan kurikulum untuk mencetak enterprenerhip adalah :

tabel kegiatan santri
tabel kegiatan santri

Manajemen efisien juga dikenalkan oleh sang Kyai. Santri diajarkan untuk tidak menyisakan sumberdaya yang menganggur. Semuanya harus diberdayakan dan difungsikan "jangan sampai ada sejengkal tanah yang tidur, jangan sampai ada sedikit waktu yang nganggur, dan jangan ada sampah yang ngawur," begitu pesan sang Kyai.

Para santri binaan yang ikut dalam program entrepreneurship mulai bekerja dari pagi sampai sekitar jam 11.00 sedangkan waktu lainnya digunakan untuk belajar. Para santri bekerja dalam dua kelompok yaitu kelola pertanian dan kelola peternakan. Yang bertugas di bagian pertanian diisi sekitar 10-20 orang. Sedangkan kelompok pertanian terdiri dari sekitar 4-5 orang. Secara rutin, mereka dirotasi agar memiliki ketrampilan mengelola berbagai produk. Untuk santri perempuan, mereka khusus menangani, pengemasan, garmen dan kerajinan.

Kegiatan itu berputar dan berotasi sehingga menggembleng santri menjadi kuat dan tahan dalam menekuni dunia agribisnis. Harapannya, para santri bisa menjadi lokomotif perubahan di tempatnya mengabdi dan terjun di medan dakwah.

Keberhasilan pondok pesantren Al Ittifaq mencetak santri wirausaha pertanian diharapkan bisa menjadi tren pesantren di masa datang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun