Memang harus diakui bahwa persoalan utama adalah terkait nasib guru pendidikan nonformal khusus yang bergabung di pendidikan kesetaraan, karirnya yang masih abu-abu dari sisi perundang-undangan dan honornya yang cenderung fluktuatif pada sisi nominalnya.
Hanya sebagai manusia yang hidup yang tidak akan lelah berusaha, akan selalu optimis menatap masa depan siapa tahu keberpihakan kepada pendidikan nonformal lebih baik lagi sehingga para guru nonformal makin  sejahtera dan peserta didik semakin menjadi manusia demokratis yang mampu mengembangkan potensinya.
Begitulah optimisme masih tersirat pada diri keluarga besar lembaga pendidikan nonformal SPNF SKB Kab. Sukabumi khususnya dan keluarga besar lembaga pendidikan nonformal pada umumnya. Mereka tidak akan berhenti menunjukkan perjuangan dan pengabdiannya meski ditinggalkan oleh sebagian koleganya. Masyarakat bagaimana pun masih membutuhkan mereka sebagai pihak yang selalu memfasilitasi apa yang diinginkan  masyarakat tersebut terkait dengan program pendidikan nonformal.
Dan masih mempunyai keyakinan juga bahwa pada diri teman-teman guru non formal yang sudah menyatakan keluar mengabdi tidak akan melupakan nafas pendidikan nonformalnya hanya aksinya melalui bentuk lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H