Pengembangan sumber daya manusia di negeri ini tidak henti-hentinya untuk diselenggarakan melalui beragam program pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.
Sudah tentu ragam program pendidikan nonformal memiliki kelebihannya sendiri dimana program tersebut dapat secara langsung dinikmati masyarakat seperti program keterampilan. Keterampilan tersebut adalah keterampilan yang dapat diikuti masyarakat dengan mengoptimalkan sumber daya lokal yang tersedia.
Masyarakat ada yang sudah secara mandiri memanfaatkan sumber daya di sekitarnya untuk dibuat keterampilan berbekal kemampuan yang dimiliki masyarakat tersebut tanpa bantuan pihak lain. Dengan kata lain kemampuan otodidak mereka mengantarkannya untuk berbuat sesuatu membuat keterampilan yang menghasilkan sebuah produk dan kemudian produk itu hasilnya dijual ke pasaran.
Dari yang tadinya dilakukan secara perorangan, kemudian berkembang ke keluarga, membentuk sebuah komunitas hingga membuat perusahaan sendiri dengan poroduk-produk andalannya. Secara turun temurun sebuah produk masih bertahan karena tetap dilakukan proses belajar secara berkesinambungan dengan produknya tetap diminati masyarakat.
Sudah banyak para wirausaha sukses dengan produk andalannya masing-masing dengan mengedepankan ciri khas daerah. Seperti kita mengenal  produk wajit-Cililin, dodol-Garut, moci-Sukabumi, peuyeum-Bandung.
Seiring perkembangan jaman, kini masyarakat usia produktif usia 18-44 tahun yang terdapat di daerah perkotaan apalagi di daerah pedesaan sudah terlayani kebutuhan pendidikannya hingga SMP atau SMA hingga memperoleh ijasah. Akan tetapi harus diakui bahwa itu tidak cukup, Â membutuhkan pendidikan lain yang bersifat praktis yang dapat dijadikan bekal mencari nafkah. Apalagi, adanya fakta bahwa lowongan pekerjaan lebih kecil dibandingkan dengan calon tenaga kerja dimana tidak semua calon tenaga kerja dapat bekerja. Dan tidak mungkin juga semua orang dapat bekerja di semua tempat kerja yang tersedia.ini berarti dibutuhkan aktivitas wirausaha. Dan wirausaha mau tidak mau orang harus mempunyai keterampilan yang spesifik.
Menarik untuk ditelusuri terkait dengan aktivitas produksi dari produk-produk yang sudah dihasilkan. Sudah tentu itu melalui proses belajar keterampilan. Yang namanya proses belajar pasti ada komponen pendidik dan peserta didik disamping materia ajar. Ya kita harus belajar dari orang-orang wirausaha yang sudah sukses tentang bagaimana mereka menyelenggarakan proses belajar keterampilannya tersebut.
Kalau ditelaah, dapatlah disebutkan bahwa proses belajar keterampilan yag dilakukan oleh mereka yang bergerak dalam dunia bisnis termasuk wirausaha sampai sukses, setidaknya meliputi empat hal. Pola pikir, keterampilan teknis, pengalaman dunia nyata dan bimbingan.
Nampaknya keempat ha tersebut diterapkan oleh sang inisiator wirausaha kepada orang disekitarnya yang setidaknya mau bergabung di unit usaha yang bersangkutan. Ini sebenarnya adalah proses belajar keterampilan dalam jalur pendidikan nonformal.
Beberapa tahun sebelumnya, pemerintah (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) pun menggulirkan beragam program keterampilan untuk masyarakat yang dikemas secara khusus dan sistematis seperti adanya program pendidikan kecakapan khusus, pendidikan kecakapan wirausaha, kelompok pemuda produktif dan masih ada yang lainnya lagi.
Pemberian keterampilannya melalui pola 3 in 1 yaitu pemberian pelatihan, perintisan usaha dan pendampingan usaha. Pada pemberian pelatihan dengan bobot materi 30% teori 70% praktek dengan materi ajar mulai dari dasar-dasar wirausaha, keterampilan membuat produk, sistem pemasaran, pembukuan sederhana.dilanjutkan dengan belajar usaha sebenarnya melalui perintisan usaha yang dibentuk melalui subkelompok-subkelompok. Diperkuat dengan upaya pendampingan usaha oleh sejumlah pihak terkait apakah itu penyelenggara program, pemerintah setempat dan pebisnis jadi.