Mohon tunggu...
DADANG HERMAWAN
DADANG HERMAWAN Mohon Tunggu... Guru - Guru

Selalu berpikir maju

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mobil Panel Surya

12 Desember 2024   22:34 Diperbarui: 12 Desember 2024   22:39 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Pemanfaatan Mobil Tenaga Surya di Indonesia: Potensi dan Tantangan

Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan potensi energi matahari yang melimpah, memiliki peluang besar untuk memanfaatkan teknologi tenaga surya dalam sektor transportasi. Mobil tenaga surya, yang menggunakan energi dari panel surya untuk menggerakkan motor listrik, dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon.

Potensi Pemanfaatan

Indonesia memiliki rata-rata intensitas sinar matahari sekitar 4,8 kWh/m² per hari. Hal ini menjadikan mobil tenaga surya relevan, terutama di wilayah-wilayah yang sering terkena sinar matahari seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian wilayah Kalimantan. Selain itu, dengan meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, mobil tenaga surya dapat mendukung komitmen Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai Kesepakatan Paris.

Inovasi dan Implementasi di Indonesia

Sejumlah perguruan tinggi di Indonesia telah mengembangkan prototipe mobil tenaga surya, seperti tim mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Prototipe ini menunjukkan bahwa teknologi ini dapat diadaptasi untuk kondisi iklim dan geografis Indonesia.

Pemerintah juga mulai mendorong adopsi energi terbarukan melalui regulasi seperti Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), yang menargetkan peningkatan penggunaan energi terbarukan hingga 23% pada tahun 2025.

Tantangan yang Dihadapi

Meskipun potensinya besar, implementasi mobil tenaga surya di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan:

  1. Biaya Produksi Tinggi: Panel surya dan teknologi baterai yang digunakan masih mahal, sehingga harga mobil tenaga surya belum kompetitif dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil.
  2. Infrastruktur Pendukung: Stasiun pengisian daya dan fasilitas pemeliharaan untuk mobil listrik masih terbatas, terutama di daerah terpencil.
  3. Kesadaran dan Adopsi Publik: Mobil tenaga surya memerlukan edukasi kepada masyarakat agar lebih memahami manfaat dan cara penggunaannya.

Langkah ke Depan

Untuk meningkatkan pemanfaatan mobil tenaga surya, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta. Subsidi untuk produksi dan pembelian kendaraan ramah lingkungan, insentif pajak, serta pembangunan infrastruktur yang mendukung dapat mendorong penetrasi teknologi ini di pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun