mikoriza  sudah dikenal sejak 400 juta tahun yang lalu dan saat ini lebih dari 200 jenis mikoriza arbuskular. Mikoriza arbuscular membentuk simbiosis mutualisme dengan lebih dari 80% tumbuhan berpembuluh. Saat ini tercatat ada 391,000 species tumbuhan berpembuluh, dan 369,000 species (94 %) adalah tumbuhan berbunga. Dalam bidang pertanian, dapat dikatakan bahwa hampir semua tanaman budidaya baik itu tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan mampu bersimbiosis degan mikoriza. Aplikasi pupuk mikoriza ada berbagai cara.                                    Â
Simbiosis fungiPengaplikasian atau pemberian mikoriza ini sebaiknya dilakukan pada saat awal penanaman seperti saat penanaman di polybag ataupun penanaman di lahan. Atau pada tanaman yang sudah ditanam cara aplikasinya yaitu dengan terlebih dahulu membuat lubang di sekeliling tanaman agar mikoriza dapat langsung mengenai akar.
Dosis aplikasi mikoriza dihitung berdasarkan jangkauan perakaran tanaman, atau untuk tanaman dalam polybag menyesuaikan dengan ukuran polybag. Sebagai conoth untuk bibit tanaman buah yang ditanam dalam polybag ukuran 3535 maka dosis mikoriza yang dibutuhkan adalah 100-150 gram, sedangkan untuk polybag yang lebih besar, misal 4040 maka dosisnya adalah 200-250 gram untuk setiap polybagnya. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Sebagai bentuk keberhasilan mikoriza dapat dilihat dari kolonisasi akarnya. Tetapi tingkat efektivitas setiap tanaman inang juga berbeda-beda, karena beberapa mikoriza sendiri memiliki spesifikasi dalam memilih dan berasosiasi dengan jenis tanaman tertentu.
Jenis tanaman yang tepat untuk berasosiasi dan kondisi lingkungan akan sangat menentukan tingkat kolonisasi akar, jumlah spora, dan keragaman jenis spora. Sifat tanah menjadi faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan mikoriza. Hal ini dapat terjadi karena setiap jenis tanah memiliki kandungan organik dan pH tanah berbeda sehingga dapat ditemukan spora genus jamur mikoriza yang bervariasi. Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Beberapa manfaat mikoriza: Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â
1. Serapan Air dan Hara. Â Ukuran hifa yang lebih halus dari bulu-bulu akar memungkinkan hifa dapat menyusup ke pori-pori tanah yang paling kecil (mikro) sehingga hipa bisa menyerap air pada kondisi kadar air tanah yang sangat rendah.
2. Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan. Rusaknya jaringan kortek akibat kekeringan dan matinya akar tidak permanen pengaruhnya pada akar yang bermikoriza. Penyerapan hifa yang sangat luas di dalam tanah menyebabkan jumlah air yang diambil akan meningkat.
3. Proteksi dari Patogen dan Unsur Toksik. Adanya selaput hipa (mantel) dapat berfungsi sebagai barier masuknya patogen.  Mikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok untuk patogen. Cendawan mikoriza dapat mengeluarkan  antibiotik yang dapat mematikan patogen.  Akar tanaman yang sudah diinfeksi cendawan mikoriza, tidak dapat diinfeksi oleh cendawan patogen yang menunjukkan adanya kompetisi.
4. Memproduksi senyawa-senyawa perangsang pertumbuhan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa jamur mikoriza dapat menghasilkan hormon seperti sitokinin, giberalin dan vitamin.
5. Merangsang aktivitas beberapa organisme yang menguntungkan. Jamur mikoriza berinteraksi dengan berbagai organisme di rhizosfer, misalnya Rhizobium pada tanaman legum.