Pagi ini di awal 2024, 1 Januari 2024 saya berbincang dengan kelompok tani, Kempelatan Tani, Kang Bayu, Kang Ahmad, Kang Dede dan Kang Irfan. Kelompok tani yang menurut saya berfikir think outside the box. Mencoba mencari solusi ditengah kelangkaan pupuk, naik turunnya harga tomat, cabe, bawang dan kentang. Mereka masih tetap bertahan membina petani.
Saya belajar dari mereka mengenai pertanin yang ramah lingkungan, termasuk didalamnya penggunaan, kohe (kotoran hewan), dari mulai kencing kelinci dan kotoran ayam. Yang menarik mereka sudah mengenai penggunaan mikoriza sebagai bagian dari proteksi tanaman terhadap jamur tular tanah dan ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Mereka mengaplikasikan mikoriza pada media pembibitan, media tanam dan lubang tanam dengan kisaran 5 sampai 10 gram per lubang tana. "Hasilnya bagus Pak, bisa mengurangi pupuk kimia hingga setengahnya dan hemat racun Pak" ujar Dede, salah satu penggerak petani muda Pasir Wangi, Garut. Hal yang sama dikemukakan Kang Ahmad yang menurut pengalamannya menggunakan mikoriza hasil panennya bertambah satu karung (+/- 20 kg) dengan biaya produksi yang sama.
Bagi Dede dan Ahmad pengalaman ini menjadikannya percaya diri untuk terus bertani dan melajutkan cita-citanya untuk kembali melajutkan belajar ke bangku kuliah dan berkeluarga. Hal ini didukung Kang Bayu dan Kang Irfan yang terus memacu mereka untuk bertani lebih ramah lingkungan dan hasil lebih "mucekil" ujar nya. Setelah membaca berbagi riset yang ada betul apa adanya yang dikatakan Dede dan Ahmad, berbagai percobaan diseluruh dunia telah menyimpulkan bahwa:
Mikoriza dapat meningkatkan penyerapan dan memperluas bidang serapan hara Mikoriza mempunyai struktur yang khas layaknya jamur. Berbentuk benang dalam skala mikroskopis yang disebut hifa. Jaringan hifa ini membentuk jaringan yang lebih komplek dan membentuk struktur seperti jarring-jaring yang disebut misellia yang dapat memanjang dan menjelajah di dalam tanah mencari nutrisi dan air yang dibutuhkan oleh tanaman. Melalui hifa yang menjadi ekstraradikal berperan dalam memperluas serapan hara N, P, Cu, Fe dan Zn.Â
Pada AM memiliki kemampuan untuk berasosiasi dengan rhizobakteri di dalam tanah. Rhizobakteri melepaskan eksopolisakarida (EPS) yang berfungsi merekatkan partikel tanah menjadi agregat mikro dengan cukup stabil, sehingga akan memperkuat stabilitas agregat tanah. Kemudian hifa eksternal mampu mengikat artikel-partikel tanah menjadi berukuran lebih besar dan membentuk satu kesatuan agregrat makro yang stabil. Hifa eksternal ini juga memperluas area untuk berinteraksi dengan mikroorganisme lain dan antara mikroba dengan tanaman.Â
Rhizobakteri mendorong pertumbuhan tanaman dengan memproduksi asam indol asetat (IAA) yang merangsang pertumbuhan akar lateral sehingga meningkatkan luas bidang serapan. Hal ini menjadikan luasan serapan berkali lipat karena bentuk hifa yang jauh lebih kecil tapi jauh lebih panjang sehingga mampu menjangkau rhizosphere yang terlalu sempit untuk dijangkau oleh rambut akar.
Mikoriza memberikan perlindungan tanaman dari pathogen: Ada beberapa mekanisme perlindungan tanaman yang diperoleh dari mikoriza. Adanya hifa yang tumbuh dan berkembang secara intensif dan masif memberikan perlindungan fisik kepada akar terhadap pathogen tular tanah yang berpotensi menginfeksi.Â
Keberadaan hifa menurunkan tingkat infeksi akar oleh pathogen seperti P. infestan dan pathogen tular tanah lainnya. Mekasnisme yang tidak langsung terlihat saat masif-nya hifa yang melekat pada akar tanaman dalam menyerap semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar membuat lingkungan sekitarnya menjadi tidak cocok bagi pertumbuhan pathogen. Ketidaktersediaan nutrisi yang telah diserap oleh mikoriza membuat pathogen kesulitan untuk berkembang. Ditambah lagi, mikoriza menghasilkan enzim antibiotic yang sangat menghambat pertumbuhan pathogen.
Apa itu mikoriza?
Mikoriza berasal dari kata serapan bahasa Yunani kuno yaitu mykes yang berarti jamur dan rhiza yang berarti akar. Jadi secara sederhana Mikoriza dapat diartikan sebagai hubungan atau interaksi jamur dan akar yang saling menguntungkan yang terjadi di system perakaran tanaman. Simbiosis mutualisme. Prinsip kerjanyapun sederhana dengan menginfeksi perakaran tanaman, lalu memproduksi hifa atau benang jamur secara intensif dan masif di dalam perakaran tanaman sehingga tanaman yang bersimbiosis dengan mikoriza dapat meningkatkan kapasitas penyerapan air dan unsur hara yang dibutuhkan.