Mohon tunggu...
Dadang Yusprianto
Dadang Yusprianto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Purna tugas, Komisioner KPU Kabupaten Simalungun Periode 2013 - 2018

Selalu berbuat baik dan bersyukur walau belum ada tanda-tanda kearah kehidupan yang lebih baik, tetap optimis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengapa Anda Butuh Konsultan Politik

16 Maret 2023   11:40 Diperbarui: 16 Maret 2023   12:08 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengapa konsultan politik dibutuhkan oleh para kontestan politik? Coba bayangkan bila kita akan membangun rumah, dan kita mengalami kebingungan, dikarenakan kita sudah menyiapkan budget atau anggaran belanja hingga Rp 300 juta untuk membangun rumah impian kita beserta keluarga, sangat ironi dan kita tak mampu membayangkan hal-hal yang bersifat teknis untuk membangun sebuah rumah, apalagi kita bukan seorang arsitek atau tukang bangunan.

Setelah kita menabung bertahun-tahun, kemudian kita ingin membangun sebuah rumah kecil, dimana kita membayangkan menghabiskan sisa usia kita bersama keluarga besar.

Karena kesulitan membangun sebuah rumah, tentunya kita kemudian menemui kenalan kita yg berprofesi sebagai seorang arsitek dan ahli tata ruang interior atau tukang bangunan yang profesional, kemudian tentunya kita meminta teman yang ahli tersebut untuk membuatkan gambar, sekaligus membuat perincian anggarannya untuk membangun sebuah rumah.

Si arsitek rancang bangun dan tata ruang dengan profesional memberi penjelasan pada kita yang akan membangun rumah tersebut, Ia memberikan gambaran detail pekerjaan membangun sebuah rumah, kita pun senang dan kemudian meminta agar secepatnya dilaksanakan, sang arsitek ahli tersebut dengan sangat profesional menjelaskan, tentunya dibutuhkan biaya tenaga konsultan untuk menggambar serta membuat prakiraan untuk kebutuhan membangun sebuah rumah. Kita yang ingin membangun rumah pun tidak banyak berpikir, langsung menyetujui dan bersedia membayar sejumlah uang sebagai jasa profesional untuk mewujudkan rumah impian.

Ilustrasi diatas cukup layak disandingkan dengan kontestasi politik, saat ini banyak bakal calon yang ingin menjadi calon kepala daerah atau calon legislatif bermunculan. Sialnya, mereka muncul tanpa konsep, tanpa pendamping atau penasehat politik yang mumpuni. Akhirnya ya seperti yang sudah banyak terjadi. 

Uang habis dan hasil akhirnya kalah. Persis keadaan jika kita ingin membangun rumah dengan nekad menggambar sendiri, bisa dibayangkan letak kosen jendela dan pintu yang tidak simetris atau ruang dapur dan kamar mandi yang kemungkinan salah penempatannya.

Oleh karena itu, mutlak dibutuhkan pendamping dalam karir politik untuk membangun image, melakukan strategi, melakukan riset, melakukan analisis terhadap isu-isu, menentukan segmen pasar pemilih potensial serta mengukur kekuatan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga profesional.

Dengan berkembangnya dunia media sosial saat ini, konsultan politik juga harus menyediakan hal-hal teknis seperti membuat video dan mencetak spanduk yang mengikuti perkembangan zaman,  tanpa itu semua, kemungkinan para calon yang muncul cuma akan jadi dagelan atau hiasan kontestasi dalam Pemilu dan Pilkada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun