Idealnya setiap orang tua wajib menguasai dasar-dasar fisologi dan psikologi sebagai bekal minimal mengasuh anak. Bagaimana menjalani kehamilan yang sehat, bagaimana menyediakan satndar emas makanan untuk bayi, bagaimana mencukupi kebutuhan fisiknya akan sinar matahari dan udara segar untuk memfasilitasi agar anak bertumbuh optimal. Bagaimana merespon tangisan bayi, bagaimana menghadapi ‘kenakalannya’ di periode terrible two, bagaimana membantunya mengelola emosi negatif seperti sedih, marah dan benci tanpa sikap destruktif, pengetahuan fisiologi ini bertujuan agar ortu terhindar dari frustasi sekaligus menyehatkan jiwa anak.
Sebagaimana profesi lain, ortu yang hebat hanya lahir dari praktek langsung setiap hari membesarkan anak-anak. Tidak ada sekolah kepribadian di dunia ini yang menawarkan pelajaran-pelajaran pendewasan diri sebanding dengan anak-anak. Setiap tahun yang kita habiskan untuk mendidik dan mengasuh anak adalah pengalaman belajar yang komplit, utuh, dan tak ternilai harganya. Anak-anak itu bisa mengeluarkan potensi terbaik dalam diri kita, yang sebelumnya kita tidak sadari tersimpan di sana. Syaratnya hanya satu, janganlah kita mengeraskan hati. Yang dibutuhkan anak bukanlah ayah-bunda sempurna, melainkan ayah-bunda yang mencintai mereka tanpa syarat dan mau terus belajar bersama mereka. Dengan bekal cinta yang berfikir dan jam terbang mendampingi anak kita akan semakin mahir menselaraskan teori dan praktek. Orang tua yang terlibat dalam mendidik anaknya akan menemukan dua mutiara sekaligus yaitu potensi yang ada dalam dirinya dan potensi yang ada dalam diri anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H